nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Trik Meninggikan Setang Motor – Deltalube

Tidak asing jika kita melihat pemilik motor melakukan ubahan pada bagian setang. Modifikasi setang motor ini untuk meningkatkan kenyamanan saat berkendara sekaligus meningkatkan penampilan dari motor.

Ada pula alasan lain sehingga perlu melakukan ubahan pada setang, karena pabrikan motor menghadirkan posisi berkendara yang bisa dibilang disesuaikan untuk semua orang gunakan. Padahal setiap pengendara tidak memiliki postur tubuh yang sama, sehingga demi kenyamanan, pemilik motor melakukan ubahan setang. Selain mengubah bentuk setang, salah satu ubahannya adalah dengan menaikkan tinggi setang motor.

Hal yang paling mudah untuk diganti adalah setang itu sendiri. Pada prinsipnya semakin tinggi setang dan semakin dekat setang dengan pengendara, lebih mudah dijangkau untuk digenggam serta menghadirkan posisi berkendara lebih nyaman.

Di  beberapa toko aksesori motor pun banyak tersedia pilihan setang. Selain produk aftermarket, alternatifnya adalah menggunakan setang orisinal milik motor lain yang bentuknya lebih tinggi dan lebih nyaman untuk digunakan di motor.

Baca Juga : Amankah Semua Aksesori Aftermarket ?

Pemilihan desain setang memang selera pemilik motor. Tapi faktor keamanan perlu dipertimbangkan juga. Jika setang terlalu tinggi, tentu menyulitkan untuk melakukan manuver cepat dan terarah. Juga perlu memperhitungkan seperti panjang kabel dan slang yang menyambung pada setang seperti kabel gas, kabel tuas kopling, dan slang rem. Jika dirasa kurang, sebaiknya ganti kabel dan slang itu dengan ukuran yang lebih panjang. Sehingga tak mengganggu dan berisiko saat belok.

Jika opsi penggantian setang bukan menjadi solusi karena membuat penampilan menjadi kurang apik, juga bisa menggunakan riser. Riser adalah alat peninggi setang yang ditempatkan di segitiga bagian atas sebagai tempat dudukan setang motor.

Riser pun tersedia banyak pilihan bentuk dan warna, dari yang lurus dengan ketinggian beragam, hingga riser yang memiliki bentuk menjorok ke dalam sehingga lebih dekat dengan pengendara.

Mengenal dB Killer Knalpot Racing

Saat ini hadir aturan mengenai kebisingan suara knalpot motor yang menjadi pembatas tingkat suara knalpot motor. Karena banyak pengendara motor modifikasi yang sudah ditilang akibat penggunaan knalpot bising, apakah dB killer knalpot motor bisa menjadi win-win solution?

Aturan pembatasan itu tertuang pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Buat motor 80 – 175 cc maksimal bising 83 dB (decibel) dan di atas 175 cc maksimal bising 80 dB.

Jika ada pemeriksaan di jalan dan kebisingan suara knalpot motor lebih dari yang sudah ditetapkan, pengendara pun bisa mendapatkan sanksi tilang dan diwajibkan untuk mengganti knalpot lain atau standar dengan suara tidak bising.

Jadi hal ini perlu dipertimbangkan ketika ingin mengganti knalpot aftermarket. Sementara bagi sebagian pemilik motor, menggunakan knalpot racing atau aftermarket ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan performa dan suara motor menjadi lebih garang.

Melihat kondisi demikian, pabrikan knalpot pun memberikan solusinya yaitu menyematkan dB killer. Di kalangan biker, dB killer ini cukup dikenal dan berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan knalpot racing, agar sesuai dengan regulasi.

Baca Juga : Cara Menghilangkan Karat Pada Knalpot Motor

Pemasangan dB killer yang berbentuk seperti pipa besi dengan beberapa lubang kecil di sisinya ini ditempatkan pada di ujung knalpot (silencer). Serta dipasang menggunakan klip atau baut,  tergantung merek knalpot yang digunakan.

Hasilnya, lubang knalpot racing yang sebelumnya besar, karena penggunaan perangkat dB killer membuat lubang knalpot jadi lebih kecil. Selain itu, dengan adanya tambahan sekat dari perangkat dB killer, dapat mengurangi kebisingan suara knalpot racing.

Tapi hal ini juga memberikan efek performa yang dihasilkan sedikit berkurang, dibandingkan dengan menggunakan knalpot racing tanpa dB killer. Tak lain karena gas buang dari knalpot jadi lebih terhambat dibanding tanpa dB killer. Jadi, dB killer menjadi solusi yang tepat agar motor bisa lebih bertenaga tapi tingkat kebisingan suara tetap sesuai dengan aturan pemerintah.

Penyebab Panel Digital Motor Mendadak Mati

Pernah mengalami panel speedometer motor mendadak mati? Hal ini kerap terjadi pada motor sport dan motor matik yang kini mayoritas menggunakan panel speedometer digital. Jika panel speedometer analog sudah tidak asing lagi masalah ada pada seputar kabel penghubung ke roda yang mengalami putus. Lalu bagaimana dengan panel speedometer digital?

Untuk panel speedometer digital secara sistem kerja memang berbeda. Jika panel speedometer analog menggunakan kabel berisi kawat, sedangkan panel speedometer digital menggunakan sensor yang dihubungkan dengan kabel listrik ke roda belakang.

Lalu apa penyebabnya panel speedometer digital motor mendadak mati? Jadi panel speedometer digital yang mengalami mati disebabkan kabel listrik yang menghubungkan ke sensor putus. Bedanya dengan kabel speedometer analog yang memiliki dimensi besar, tidak dengan kabel sensor panel speedometer digital yang hanya memiliki dimensi kecil.

Ada kemungkinan kabel yang bertugas mengirim sinyal dari speed sensor di roda belakang bersinggungan dengan komponen lain. Bisa akibat dari saat proses servis yang tidak sengaja tertarik, terlepas atau terjepit sehingga membuatnya rusak atau terputus.

Baca Juga : Penyebab Lampu Motor Tiba-Tiba Mati

Kemungkinan lainnya adalah akibat dari adanya entakan dari motor saat melewati jalan rusak. Hal ini sangat mungkin terjadi melihat kabel sensor sangatlah tipis.

Di lain sisi, panel speedometer digital juga bisa rusak tapi bukan akibat gangguan kabel atau entakan. Umumnya, kerusakan panel speedometer digital ini karena permukaannya terlalu panas, seperti sering parkir motor di area tanpa atap dan terkena terik matahari. Hal itu menyebabkan beberapa area dari panel terlihat memudar. Sehingga informasi pada panel digital itu tak terbaca lagi.

Selain dari itu, panel speedometer digital bisa saja disusupi air dan menyebabkan karat. Terutama di jalur-jalur yang ada pada  printed circuit box (PCB). Masalah ini bisa diselesaikan dengan membuka panel digital dan menghilangkan karat serta menyambung ulang jalur pada PCB yang terputus.

Inilah Penyebab Garansi Mobil Gugur

Membeli mobil baru umumnya mendapat garansi. Garansi ini adalah jaminan kualitas mobil baru dari produsen. Namun ada beberapa hal yang bisa menyebabkan garansi bisa gugur sehingga pemilik mobil tidak mengklaim jika muncul masalah di kemudian hari walau masih dalam masa berlakunya.

Apa saja yang membuat garansi mobil gugur? Aturan pertama yang harus diingat adalah garansi kendaraan berlaku jika mobil melakukan perawatan secara rutin di bengkel resmi. Dengan melakukan perawatan rutin di bengkel resmi, pengerjaan tentu dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ditetapkan. Sangat disarankan membaca buku pedoman dan garansi. Garansi bisa gugur karena pemilik mobil alpa melakukan perawatan berkala di bengkel resmi.

Selain itu, yang harus diingat adalah penggunaan spare part. Garansi tidak berlaku jika komponen yang diggunakan tidak orisinal atau melakukan modifikasi. Seperti perubahan pada mesin, bodi, sistem kelistrikan, atau lainnya yang tidak sesuai standar. Wajar saja, karena komponen tidak orisinal tidak bisa diperhitungkan daya tahan atau masa pakainya, bahkan bisa merusak komponen pendukungnya.

Baca Juga : Tips Membeli Mobil Bekas Yang Masih Bagus

Sementara garansi resmi tidak berlaku akibat kerusakan dari kecelakaan dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan lainnya. Jadi garansi yang diberikan pabrikan mobil hanya untuk kerusakan yang terjadi disebabkan oleh pembuatnya.

Jika kecelakaan atau bencana alam, kerusakan tersebut diakibatkan oleh pihak eksternal sehingga garansi gugur. Untuk kerusakan akibat kecelakaan dan bencana alam bisa menggunakan asuransi, jika memang mobil ingin dilindungi dengan asuransi. Pengalihan fungsi kendaraan pun bisa menggugurkan garansi. Seperti penggunaan kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi, kapasitas, dan kecepatan.

Mengenal Perbedaan Oli Dan Gemuk Lumas

Secara fungsi dasar oli dan gemuk lumas (grease) tidak memiliki perbedaan, yaitu sama-sama melumasi komponen sehingga dapat mengurangi gesekan yang terjadi. Tetapi untuk lebih detail, oli dan gemuk lumas memiliki perbedaan yang cukup banyak.

Untuk oli berdasarkan fungsinya digunakan untuk melumasi komponen mobil yang bagian atau ruang tertutup yakni mesin, transmisi dan gardan. Sepeti Deltalube Daily dan Adventure, atau Deltalube 799 ATF. Sementara untuk gemuk lumas seperti Deltalube 056 General Purpose Grease, biasa digunakan pada komponen kendaraan yang terbuka yakni bagian sasis dan kaki-kaki kendaraan.

Dilihat dari fisiknya juga berbeda. Oli adalah pelumas yang berbentuk cair, sedangkan gemuk lumas (grease) adalah pelumas yang berbentuk padat. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi karena gemuk lumas menggunakan aditif thickener (pengental) untuk mendukung fungsi kerjanya.

Thickener adalah material kombinasi antara beberapa pelumas pilihan lain yang dapat menghasilkan struktur yang lebih solid atau semifluid. Umumnya, aditif gemuk lumas adalah bahan yang mengandung anti karat dan korosi karena ada anti oksidan, anti air, bahan yang mampu bertahan pada tekanan tinggi, dan bahan untuk mengurangi gesekan antara komponen mesin satu dengan yang lain.

Baca Juga : Bahaya Bearing Roda Mobil Rusak

Mengenai kandungannya, oli memiliki komposisi based oil 90% yang ditambahkan beberapa aditif sekitar 10% berdasarkan fungsinya. Sedangkan gemuk lumas memiliki komposisi base oil sekitar 80 – 85%, ditambah aditif 5 -10% serta pengental antara 10 -15%.

Gemuk lumas dan oli adalah dua pelumas yang tidak dapat saling menggantikan. Terutama pada area kerjanya. Gemuk lumas biasanya digunakan pada area mesin yang lebih sering dihidupkan dan dimatikan. Juga biasa digunakan pada komponen mesin yang bekerja pada kondisi yang ekstrem seperti pada temperatur tinggi, tekanan yang tinggi, beban impak yang tinggi dan mesin yang berjalan dalam kecepatan lambat tapi dengan beban besar. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan gemuk lumas adalah tidak perlu memantau fluid level.

Waspadai Dampak Mencampur Oli Mesin Berbeda Merek

Mesin kendaraan yang terawat baik dengan rutin mengganti oli mesin secara berkala atau menjaga volume oli mesin tetap sama tentu merupakan hal yang membuat nyaman bagi pengguna. Tapi masih ada pengguna kendaraan yang kerap mencampur oli mesin yang berbeda merek saat menambah oli mesin ketika volumenya berkurang.

Oli mesin sangat penting bagi mesin. Fungsi oli mesin ini untuk melumasi seluruh komponen di dalam mesin. Tanpa pelumasan, maka komponen mesin cepat aus dan rusak. Tetapi ketika menambahkan dengan mencampur oli mesin yang berbeda merek, bisa saja muncul masalah baru yang dapat menimbulkan kerusakan mesin.

Oli mesin merupakan gabungan hasil base oil dengan aditif. Setiap merek atau produsen oli mesin tentu memiliki jumlah kandungan formula base oil dan aditif yang berbeda. Hanya terkadang indikasi tidak dicantumkan dalam setiap kemasan pelumas.

Apabila oli mesin dicampur dengan merek yang berbeda, tentunya ada perbedaan kimia pada oli mesin yang berpotensi menimbulkan reaksi yang tidak diketahui secara spesifik. Ketidakcocokan dua oli mesin ini adalah permasalahan kimia yang dapat merusak.

Mencampur oli mesin berbeda jenis dan viskositas dapat mengubah keseimbangan kimia asli dari oli mesin dan dapat menghasilkan produk atau zat yang tidak sesuai untuk aplikasi tertentu.

Baca Juga : Efek Oli Dicampur Minyak Goreng

Masalah paling umum yang muncul dari ketidakcocokan kimia oli mesin adalah menghasilkan pembentukan zat padat yang berbahaya akibat reaksi komponen asam dalam satu oli mesin dengan kandungan dasar yang lain.

Risiko paling parah karena mencampur oli mesin ini adalah mesin macet atau komponen tidak bisa bergerak. Hasil reaksi kimia oli mesin bisa membentuk lumpur yang membuat komponen mesin lecet. Jadi, langkah terbaik ketika ingin menambahkan oli mesin (top up) adalah menggunakan jenis, viskositas dan spesifikasi oli mesin dari pabrikan oli yang sama.

Tips Mengendarai Motor Besar Bagi Pemula

Tidak seperti dulu, sekarang motor besar atau dikenal dengan moge (motor gede) sering sekali terlihat berkeliaran di jalan raya. Ya, hal itu karena saat ini banyak pabrikan motor menghadirkan line-up dengan lebih mesin besar dari sebelumnya.

Tidak hanya itu, bicara soal harga saat ini motor besar juga banyak yang terjangkau untuk dimiliki oleh penikmat kendaraan roda dua. Hingga antusiasme masyarakat memilikinya juga meningkat.

Nah, jika memiliki motor besar mungkin mudah, tapi apakah pengendaranya sudah piawai mengendarainya di kepadatan lalu lintas kota di Indonesia? Pasalnya motor besar memiliki bobot dan kapasitas mesin yang cukup besar, hingga bisa menyajikan tenaga mesin yang besar pula.

Jelas ini lebih berisiko bagi pemula. Jangan sampai tujuan ingin menikmati berkendara dengan motor besar malah berujung dengan celaka karena kurang memahami bagaimana cara mengendarai serta karakter motor besarnya. Bagi pemula, beberapa hal ini perlu diperhatikan agar lebih aman mengendarai motor besar.

Yang pertama adalah harus paham bahwa motor besar memiliki tenaga mesin yang besar. Sehingga ketika ingin menjalankannya tidak perlu memutar handel gas terlalu banyak. Ingat, jangan samakan dengan motor yang memiliki kapasitas mesin 150 cc ke bawah yang mungkin sudah terbiasa dengan karakter output tenaga mesinnya. Dengan perlahan memutar handel gas dan melepas tuas kopling sudah dapat membuatnya melaju.

Baca Juga : Gunakan Cara Ini Ketika Mengendarai Motor Jangkung

Jika pengendara motor besar memutar handel gas terlalu banyak saat pertama kali jalan, motor bisa saja tidak terkendali. Mendadak ada dorongan kuat yang dapat membuat ban depan motor terangkat atau dikenal dengan istilah wheelie.

Selanjutnya adalah pengendalian ketika mengendarai motor besar. Tidak hanya mesinnya yang besar, motor besar juga memiliki dimensi dan bobot bodi yang besar pula. Cara mengendalikannya pun tidak seperti motor kecil yang cukup mengendalikan setang motor.

Untuk motor besar, selain mengendalikan setang, juga membutuhkan gerakan tubuh saat motor tersebut dalam kondisi jalan. Gerakan tubuh ini untuk menyeimbangkan. Jika tidak menggunakan gerak tubuh, motor terasa kaku saat menikung dan berpotensi jatuh.

Selain itu, dengan tenaga besar dan akselerasi cepat, membuat pengendara motor besar juga harus paham menggunakan rem pada saat melaju. Pastikan sudah mengetahui karakter  sistem rem motor. Seperti mengenali jarak main tuas rem, kekuatan pengereman atau jarak pengereman motor.

Fakta Penting Oli Mesin Yang Perlu Diketahui

Penggunaan oli mesin pada kendaraan sifatnya mutlak. Selain berguna untuk melumasi komponen mesin, oli mesin bertugas untuk mencegah terjadinya friksi pada komponen mesin dan mampu membersihkan ruang bakar, mencegah terjadinya endapan serta memiliki kemampuan beradaptasi dengan cuaca sekitar. Ada beberapa mitos ataupun fakta penting tentang oli mesin yang beredar dan memunculkan perbedaan pendapat.

Selain fungsi oli mesin di atas, ada beberapa fakta penting tentang oli mesin yang perlu diketahui agar tidak terjerumus dengan sejumlah mitos terkait oli mesin.

Huruf “W” pada kemasan oli

Viskositas oli mesin memiliki dua klasifikasi yakni single grade dan multi grade. Oli mesin jenis single grade memiliki kekentalan pelumas lebih stabil sehingga umur pakainya cukup panjang. Tetapi di Indonesia, mayoritas menggunakan tipe pelumas multi grade.

Untuk mengetahui viskositas oli mesin, produsen menunjukkannya dengan kode seperti SAE 10W-30. Kode W adalah terjemahan untuk winter. Oli mesin multi grade tak hanya punya kemampuan melindungi ruang bakar pada kondisi dingin, tapi juga mampu melumasi mesin ketika suhu panas.

Cairan menghitam tanda harus ganti oli mesin

Pengendara yang baik selalu menjaga kondisi mesin dalam kondisi prima. Beberapa orang menganggap ketika oli mesin mulai berubah warna menjadi gelap, maka inilah waktu yang tepat mengganti oli mesin. Anggapan tersebut ternyata salah dan hanya mitos.

Oli yang beredar saat ini umumnya menggunakan deterjen sehingga mencegah adanya endapan atau lumpur. Dengan adanya kandungan tersebut, oli mesin juga bisa mengumpulkan partikel kecil yang dapat menyebabkan endapan. Hal inilah yang kemudian membuat oli mesin berubah menjadi hitam. Biasakan mengganti oli sesuai rekomendasi pabrikan mobil atau produsen oli mesin (produk aftermarket). Bukan berdasarkan perubahan warna oli mesin.

Baca Juga : Waspadai Penggunaan Spesifikasi Oli Mesin

Ganti oli mesin setiap 5.000 km

Semua pabrikan mobil memberikan rekomendasi waktu atau jarak mengganti oli mesin. Umumnya, pabrikan menyarankan setiap 5.000 kilometer. Hal ini ternyata tak sepenuhnya tepat dan banyak orang yang menerapkannya.

Dengan teknologi yang semakin canggih, kemampuan oli mesin yang telah dilengkapi deterjen mampu bekerja baik hingga 12.000 km. Hal ini tentunya tergantung pada kondisi lalu lintas. Bagi pengendara yang kerap menjumpai kondisi stop and go atau setidaknya membuat mesin bekerja lebih keras, opsi mengganti oli lebih awal bisa dilakukan. Dalam kondisi itu, bukan jarak tempuh lagi yang jadi patokan karena meski berhenti, mesin tetap bekerja saat di kemacetan.

Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Selain kode viskositas, indikator penting lain dalam oli mesin adalah API Service Rating yang merupakan standar kualitas oli mesin yang berupa dua huruf yang dikeluarkan oleh API. American Petroleum Institute (API) adalah sebuah lembaga Amerika Serikat yang mengelompokkan pelumas sesuai unjuk kerja mesin.

Tanda klasifikasi oli mesin bensin diawali dengan huruf S sedangkan oli mesin diesel diawali huruf C. Huruf kedua menjelaskan tingkatan standar mutu pelumas. Makin besar abjadnya, makin tinggi tingkatan oli mesin itu.

Menggunakan oli mesin dengan klasifikasi lebih tinggi dari yang ditentukan produsen mobil, tak menjadi masalah. Yang harus dihindari adalah penggunaan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah. Hal itu dapat berakibat buruk bagi mesin. Berikut ini adalah klasifikasi oli mesin bensin menurut API Service.

API SA, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1930 (tidak berlaku).

API SB, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1951 (tidak berlaku).

API SC, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1967 (tidak berlaku).

API SD, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1971 (tidak berlaku).

API SE, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1979 (tidak berlaku).

API SF, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1988 (tidak berlaku).

API SG, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1993 (tidak berlaku).

API SH, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1996 (tidak berlaku).

API SJ, untuk mesin tahun 2001 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SL, untuk mesin tahun 2004 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SM, untuk mesin tahun 2010 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SN, untuk mesin tahun 2020 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SP, diperkenalkan pada Mei 2020

Baca Juga : Penggunaan Oli Mesin Yang Tepat Berdasarkan Spesifikasi Kendaraan

dan dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap Low Speed Pre-Ignition (LSPI), perlindungan keausan pada timing chain, meningkatkan perlindungan endapan pada suhu tinggi untuk piston dan turbocharger serta mencegah terjadinya sludge dan varnish. API SP dengan Resource Conserving, cocok dengan ILSAC GF-6A dengan menggabungkan kinerja API SP. Hasilnya, penghematan bahan bakar akan lebih baik, perlindungan system control emisi dan perlindungan engine yang beroperasi dengan bahan bakar yang mengandung etanol hingga E85.

Mengenal Pelumasan Mesin 2 Tak dan 4 Tak

Secara prinsip, kerja mesin 2 dan 4-tak (langkah) memiliki cara yang sama, yakni ada proses langkah hisap atau intake, kompresi, tenaga, hingga pembuangan (exhaust). Perbedaan motor 2-tak dan 4-tak yang paling sederhana adalah langkah kerja pistonnya.

Motor dengan mesin 2-tak, siklus pembakaran yang terjadi di dalam mesin dilakukan dalam dua langkah piston. Sementara  mesin 4-tak, membutuhkan 4 langkah piston untuk setiap siklus pembakaran yang terjadi. Oleh karena itu, kedua jenis mesin motor ini juga kerap disebut dengan mesin 2 langkah dan mesin 4 langkah.

Kedua mesin ini perlu oli mesin. Tapi mesin 2-tak memerlukan oli samping untuk melumasi beberapa komponen mesin. Oli samping melumasi piston, silinder dan kruk as. Karena dicampur dengan bahan bakar baik manual atau pakai wadah dan pompa oli, oli samping ini ikut terbakar di ruang bakar.

Sedangkan oli mesin bertugas melumasi transmisi dan kopling karena ruang engkolnya terpisah. Sedangkan mesin 4-tak tidak membutuhkan oli mesin samping, karena oli mesin sudah ditampung dalam bak engkol. Jadi untuk oli mesin sama saja antara 2 dan 4-tak, bisa tukar pakai. Yang penting viskositas dan kualitasnya harus sesuai.

Baca juga : Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Pada mesin motor, selain spesifikasi API dan SAE, biasanya ada pula tertulis JASO (Japan Automobile Standard Organization) sebagai standarisasi dari Jepang karena mayoritas motor di Indonesia berasal dari negara itu.

Pada oli mesin motor 4-tak, JASO menerbitkan JASO MA (MA, MA1 dan MA2) dan MB. Kode MA adalah oli mesin yang didesain untuk motor dengan kopling basah. Sementara MB untuk motor dengan kopling kering. Pada oli motor 2-tak, JASO menerbitkan JASO FA, FB, FC dan FD.

Kembali ke atas