nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Transmisi

Tag: Transmisi

Deteksi Kerusakan Transmisi Mobil Matic Jenis Torque Converter

Mobil transmisi otomatis, kini semakin digemari. Secara umum, transmisi matik terbagi menjadi dua. Transmisi matik dengan gigi tranmisi yang dikendalikan oleh kopling fluida atau torque converter, dan matik jenis CVT yang mengandalkan rasio pergerakan pulley.

Transmisi model torque converter masih lebih banyak populasinya di Indonesia dibanding CVT, karena boleh dibilang matik jenis torque converter yang lebih dulu muncul ke pasaran. Bagi kalian pengguna mobil matik jenis torque converter, berikut kami akan bagikan tips cara mendeteksi Kerusakan Transmisi Mobil Matic

Perpindahan Gigi Menyentak

Jika perpindahan gigi terasa menyentak, kemungkinan terjadi kerusakan baik pada sektor mekanis atau elektris. Bila mobil menggunakan matik jenis elektris, cara mendeteksinya dengan colok engine scanner pada soket OBD, kerusakan pada komponen matik biasanya langsung muncul pada layar engine scanner. Jedug pada matik elektrik biasanya akibat dari solenoid pressure atau sensor speed TCM. Jika masih matik manual, biasanya kerusakan terjadi pada seal piston matik yang mulai mengeras sehingga oli matik bocor. Jika sudah bocor, tekanan oli matik akan tidak cukup kuat untuk mengoper gigi pada rpm yang sesuai, sehingga terasa menyentak. 

Mobil Bergetar Ketika Mulai Dijalankan

Hal ini biasanya terjadi akibat dari kondisi baik pelat maupun kampas kopling, yang sudah buruk. Biasanya hal ini terjadi karena kampas kopling gosong. Permukaan kampas kopling yang gosong itu seperti arang, jadi bisa mudah terkikir ketika bergesekan dengan plat kopling dan menjadi tidak rata.

Transmisi Tidak Bisa pindah Dari Gigi Tiga

Jika transmisi matik tidak bisa beranjak naik atau turun dari gigi 3, jangan panik.

Kondisi tersebut dinamakan Limp Mode atau Safe Mode. Limp Mode terjadi karena TCM membaca sejumlah error pada sensor yang berpotensi merusak sistem transmisi. Jadi transmisi mobil hanya bisa di posisi 3 atau netral. Limp Mode, biasanya diiringi dengan munculnya lambang engine check di panel instrument. Jika mengalami Limp Mode, segera arahkan mobil ke bengkel terdekat untuk diperiksa, karena mengemudi dengan kondisi Limp Mode sangat tidak disarankan! 

Tidak Bisa Mundur

Jika hal ini terjadi, bisa disebabkan pada bagian elektrikal atau mekanikal gigi mundur yang bermasalah. Jika mobil masih menggunakan matik mekanis, kerusakan ini biasanya terjadi akibat tuas return shift gigi patah atau rasio final drive mundur rusak. 

Tidak Bisa Pindah Gigi

Biasanya kasus ini terjadi ketika tidak bisa memindahkan tuas transmisi dari posisi Park (P) ke posisi lainnya (R, N, D, S, 2, 3). Kondisi ini terlihat mengerikan, ternyata hal ini bisa terjadi karena masalah sepele. Biasanya gejala gigi tidak bisa pindah disebabkan oleh switch rem rusak. Switch rem rusak menyebabkan transmisi matik mendeteksi pengendara tidak menginjak rem, sehingga transmisi tidak bisa berpindah dari posisi Park.

Tuas Transmisi Bisa Digeser, Tapi Gigi Tidak Berpindah

Hal ini juga disebabkan oleh hal sepele. Masalah itu terjadi, biasanya disebabkan kabel untuk menggeser lengan selektor di girboks putus. Jadi meski tuas transmisi digeser, gigi tidak masuk karena lengan selektor girboks tidak ikut bergerak ketika tuas transmisi digeser.

Baca Juga : Waspadai Gejala Akibat Berkurangnya Oli Transmisi

Pemilihan oli transmisi matik juga sangat berperan pada keawetannya. Gunakan spesifikasi oli matik sesuai rekomendasi pabrikan. Untuk mobil yang menggunakan spesifikasi Dexron III, bisa pakai Deltalube 799 ATF yang sudah diformulasikan khusus untuk menjaga keawetan transmisi matik mobil kalian.

Ini Bedanya Model Gate dan Straight pada Transmisi Otomatis

Mobil dengan transmisi matik memang sudah menjadi pilihan utama para konsumen di kota-kota besar. Tentu dengan pertimbangan angka kemacetan di kota sangat tinggi, akan sangat menguras tenaga bila berkegiatan rutin menggunakan mobil dengan transmisi manual.

Untuk transmisi matik sendiri, umumnya kita temukan dua bentuk jalur mekanisme perpindahan transmisinya. Yakni gate automatic transmission (gate type) dan straight automatic transmission. Secara kasat mata, model gate memiliki jalur yang berliku dan berjenjang. Sedangkan model straight, hanya lurus atau sejajar.

Lantas, apakah ada perbedaan dari fungsi keduanya?

Bila dilihat dari bentuknya, masing-masing model punya fitur keamanan yang berbeda pula. Hal ini berguna untuk mencegah transmisi berpindah tanpa disengaja.

Untuk model gate yang memiliki bentuk berliku, dengan tujuan menjaga kesadaran pengemudi mobil ketika menggerakkan tuas transmisi.

Pengemudi juga selalu memperhatikan posisi transmisi saat sedang dioperasikan. Keuntungan dari desain berliku ini, dapat mengurangi risiko transmisi berpindah ketika tak sengaja tersenggol. Pada model ini, kunci pengaman hanya aktif saat Anda ingin memindahkan tuas dari posisi P (parkir) sambil menekan pedal rem.

Berbeda dari model gate, model straight akan sangat rentan berpindah posisi tanpa sengaja karena desain jalurnya yang hanya lurus saja. Oleh sebab itu, model straight selalu dipadukan dengan kenop yang dapat ditekan pada tuasnya. Adanya kenop bertujuan untuk mencegah transmisi berpindah ke arah berlawanan. Tentu hal ini berpotensi merusak komponen girboks.

Oleh sebab itu, kenop harus ditekan ketika ingin mengoperasikan dari posisi P ke R (Reverse/Mundur) atau N (Netral) ke R. Sisanya, tuas transmisi bisa dipindahkan tanpa harus menekan kenop.

Agar transmisi mobil matik Anda selalu dalam kondisi ideal, maka dibutuhkan perawatan secara berkala. Salah satunya dengan mengganti oli transmisi bermutu tinggi untuk gearbox transmisi otomatis dan powershift.

Baca Juga : Pahami Fungsi Shift Lock Transmisi Otomatis

Deltalube 799 ATF cocok untuk digunakan kendaraan yang memenuhi persyaratan spesifikasi transmisi Dexron III. Formulanya dirancang memberikan perlindungan terhadap aus yang unggul untuk semua mobil penumpang dan light duty truck. Direkomendasikan juga untuk peralatan seluler yang banyak digunakan oleh perusahaan utilitas, yang memerlukan sifat isolasi listrik untuk oli hidrolik.

Arti Angka dan Huruf di Transmisi Matik

Di kota besar seperti Jakarta memang syarat dengan kemacetan, jadi lumrah mobil yang saat ini banyak dijual memiliki transmisi otomatis atau matik. Namun bukan berarti populasi mobil manual sedikit, masih cukup banyak pemilik yang setia dengan transmisi manualnya.

Melihat kondisi kemacetan yang parah, sangat manusiawi bila pemilik mobil manual pelan-pelan beralih ke transmisi matik. Mengakomodir yang ingin beralih, kami akan menjabarkan arti dari angka dan huruf yang tertera pada transmisi matik.

 

Angka dan huruf tersebut, tentu memiliki arti masing-masing. Biasanya, komposisinya adalah P-R-N-D-2-L, P-R-N-D-S dan seterusnya. Setiap pabrikan mobil punya ramuan sendiri-sendiri pada transmisi matiknya. Kami akan membahas yang umum ditemukan di Indonesia.

P (Parking)

Posisi P atau Parking, digunakan pada saat mobil sedang parkir. Ketika tuas berada di hurup P artinya transmisi terkunci pada posisi ini. Saat Anda ingin mematikan atau menghidupkan mobil, pastikan tuas transmisi ada pada posisi ini.

R (Reverse)

Posisi R atau Reverse berfungsi untuk memundurkan mobil. Huruf R juga terdapat pada transmisi manual.

N (Neutral)

Dalam posisi N atau Neutral, koneksi mesin dan transmisi sedang dalam keadaan bebas. Sama persis dengan transmisi manual.

D (Drive)

Di posisi D atau Drive, mobil berjalan normal atau biasa. Transmisi matik sudah cukup pintar mengatur kebutuhan mobil di setiap kondisi jalan.

2/S (Second)

Ketika mobil sedang melewati tanjakan yang tidak terlalu curam, kadang dibutuhkan tenaga lebih. Pindahkan tuas ke posisi 2 atau S sehingga mobil hanya melaju hingga gigi dua saja.

1/L (Low)

Bila kondisi tanjakan yang akan dilewati lebih curam lagi, posisikan tuas pada 1 atau L, sehingga mobil hanya memakai gigi satu saja.

Sedikit tips untuk Anda yang baru beralih ke mobil matik, agar tidak lupa melakukan perawatan terhadap transmisinya. Karena begitu banyak komponen dan modul yang ada di dalamnya. Bila tidak dirawat, siap-siap untuk merogoh kocek yang cukup dalam.

Baca juga : Waspadai Oli Transmisi Otomatis Mengalami Overheat

Salah satu caranya adalah dengan mengganti oli transmisi bermutu tinggi untuk gearbox transmisi otomatis dan powershift. Deltalube 799 ATF cocok untuk digunakan kendaraan yang memenuhi persyaratan spesifikasi transmisi Dexron III.

Formulanya dirancang memberikan perlindungan terhadap aus yang unggul untuk semua mobil penumpang dan light duty truck. Direkomendasikan juga untuk peralatan seluler yang banyak digunakan oleh perusahaan utilitas, yang memerlukan sifat isolasi listrik untuk oli hidrolik.

Bolehkah Mengisi Oli Transmisi Manual Ke Mobil Transmisi Matic?

Selain berfungsi untuk mencegah gesekan pada komponen mesin, oli juga punya fungsi penting pada transmisi mobil. Jadi, oli sangat dibutuhkan pada transmisi mobil. Seperti kita ketahui, terdapat dua jenis transmisi mobil, manual dan otomatis. Jadi, apakah oli keduanya sama dan bisa saling tukar pakai?

Jawabannya tidak Bro Deltalube. Pada transmisi manual, oli berfungsi sebagai sistem pelumasan yang memuluskan kerja komponen transmisinya saja. Sedangkan pada transmisi matic, oli selain bekerja sebagai pelumas juga berfungsi pengatur tekanan fluida dalam mekanisme perpindahan gigi transmisi.

Efek salah pakai oli transmisi

Jika mobil matic diisi oli transmisi manual, efeknya adalah perpindahan gigi tidak akan terjadi secara mulus. Itu dikarenakan karakteristik kekentalan dan laju alir oli yang berbeda antara oli transmisi manual dan matic. Hal itu berdampak pada tekanan fluida pada torque converter mobil matic yang jadi kacau, jika mobil matic diisi oli transmisi manual. Jika dipaksakan, akan terjadi kerusakan pada area torque converter, bahkan solenoid transmisi matic.

Mobil manual yang diisi oli matic juga tidak bagus. Biasanya transmisi manual membutuhkan oli transmisi yang lebih kental dari oli transmisi matic. Sehingga jika dipaksakan, akan terjadi gesekan berlebih dan keausan prematur pada komponen gigi-gigi transmisinya.

Pilih oli transmisi yang sesuai

Untuk transmisi manual, olinya menggunakan kode API GL yang artinya Gear Lubricant atau oli khusus roda gigi. Umumnya menggunakan GL-4 atau GL-5, sesuaikan dengan rekomendasi pabrikan ya Bro Deltalube. Sementara oli mobil matic bisa lebih beragam, menyesuaikan standarisasi pabrikan mobil masing-masing. Untuk spesifikasi rekomendasi, wajib mengikuti anjuran pabrikan ya Bro Deltalube.

Untuk kalian pengguna mobil manual, bisa menggunakan oli Deltalube Gear Oil 790 API GL-5.

Tersedia pilihan SAE 90 untuk mobil penumpang, dan SAE 140 untuk kendaraan komersial. Deltalube Gear Oil 790 adalah pelumas roda gigi tertutup yang tahan air dan mampu mengurangi keausan akibat reaksi kimia, maupun gesekan metal. Oli ini mampu memakai bahan dasar istimewa yang memiliki indeks kekentalan alami yang tinggi, daya tahan terhadap temperatur tinggi, daya tahan istimewa terhadap beban berat, daya lumas yang sempurna dan kadar asam rendah. Sementara kalian pengguna mobil matic tipe konvensional torque converter, tersedia pilihan oli Deltalube 799 Automatic Transmission Fluid dengan spesifikasi Dexron-III.

Penyebab Oli Transmisi Otomatis Overheat

Temperatur oli transmisi otomatis pada kendaraan adalah hal yang perlu diperhatikan oleh para pemilik kendaraan. Mengapa? Karena temperatur yang terlalu tinggi dapat mengganggu kinerja komponen dan berpotensi menyebabkan masalah teknis pada kendaraan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih oli transmisi otomatis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kendaraan.

Pentingnya Memerhatikan Temperatur Oli Transmisi Otomatis

Transmisi otomatis adalah salah satu komponen drivetrain pada mobil. Oleh karena itu, penting bagi para pemilik kendaraan untuk memerhatikan apakah transmisi otomatis pada mobil mengalami overheat atau tidak. Karena panas (heat) merupakan penyebab utama dari kerusakan fatal pada transmisi otomatis.

Kerusakan yang terjadi pada transmisi otomatis bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kerusakan seal, gear transmisi retak, bands transmisi selip, kerusakan bearing, solenoid tidak berfungsi dan keterlambatan kerja kopling. Bahkan pada kondisi tertentu, temperatur yang sangat tinggi juga bisa menyebabkan pecah pada transmisi otomatis.

Penyebab Overheat Pada Transmisi Otomatis

Beberapa hal yang dapat menyebabkan overheat pada transmisi otomatis antara lain adalah permasalahan pada solenoid, kebocoran oli transmisi atau debit oli transmisi yang terlalu sedikit. Selain itu, oli transmisi yang sudah terbakar atau sudah terlalu lama digunakan juga dapat menjadi penyebab overheat pada transmisi otomatis.

Faktor lainnya yang dapat menyebabkan overheat pada transmisi otomatis adalah sering berada di tempat dengan temperatur lingkungan yang tinggi, sering berhenti dengan mesin dalam keadaan hidup dan kemacetan di jalan.

Dampak dari Oli Transmisi Otomatis Yang Tidak Sesuai Dengan Rekomendasi Pabrikan

Jika panas oli transmisi tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan, maka pelumasan pada komponen terkait tidak optimal dan berdampak merusak. Oleh karena itu, selalu memperhatikan masa penggantian dan jenis oli transmisi yang digunakan sangatlah penting untuk mengurangi risiko kerusakan pada transmisi otomatis. Sebaiknya, jangan menunggu sampai muncul gejala kerusakan baru mengganti oli transmisi otomatis karena akan menguras banyak biaya.

Baca Juga : Bolehkah Mengisi Oli Transmisi Manual Ke Mobil Transmisi Matic? Dan Sebaliknya, Apakah Boleh?

Menghindari overheat pada transmisi otomatis adalah hal yang sangat penting bagi para pemilik kendaraan. Memilih oli transmisi otomatis yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan kendaraan akan membantu mengurangi risiko kerusakan pada transmisi otomatis. Selain itu, selalu memperhatikan masa penggantian oli transmisi otomatis juga sangat penting untuk menjaga kinerja transmisi otomatis pada kendaraan.

Kembali ke atas