nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Rusak

Tag: Rusak

Kebiasaan Ini Bikin Cepat Rusak Motor Matik

Dengan hadirnya motor ber-genre matik, pengendara seakan dimanjakan dengan berbagai kemudahan yang disuguhkannya. Salah satunya penghematan tenaga karena tanpa harus memindahkan gigi dan sebagainya. Namun, pemilik motor matik seakan terlena sehingga secara tidak sadar kerap melakukan kebiasaan yang dapat mempercepat kerusakan pada motor matik.

Apa saja ya? Yuk, kita intip.

Umumnya, motor matik zaman now sudah dibekali dengan teknologi injeksi dan ECU. Kesalahan pertama yang kerap dilakukan adalah langsung menyalakan mesin ketika kunci kontak di posisi ‘on’. Padahal, sejatinya pemotor harus menunggu sampai indikator MIL hilang. Hal ini bertujuan agar pemotor bisa mengetahui kondisi motor. Apakah ada kerusakan yang terjadi.

Berikutnya adalah tuas rem ditekan sambil berjalan. Kebiasaan ini paling lazim ditemukan. Pemotor kerap tidak sadar jari tangannya selalu ada pada tuas rem dan menekannya. Dampak yang paling ringan adalah lampu rem yang cepat rusak, sampai yang paling parah yaitu komponen pengereman menjadi cepat aus.

Kebiasaan ini juga sering dilakukan, yakni menahan gas ketika kondisi jalan macet. Pengendara sering malakukan kebiasaan ini dengan maksud menjaga putaran mesin motor matic dengan cara menahan gas sekaligus menekan tuas rem. Akhirnya, komponen kampas kopling cepat aus. Berujung pada pemotor harus merogoh kocek yang tidak sedikit.

Dalam melakukan perawatan motor matik, pemilik kerap lupa mengganti oli CVT. Hal ini akibat pemilik terlalu fokus melakukan penggantian oli mesin saja. Padahal, sangat penting menjaga kualitas oli CVT agar komponen di dalamnya dalam kondisi ideal. Setidaknya, pemilik harus mengganti oli CVT setiap 8 ribu kilometer.

Baca Juga : Tips dan Cara Mencegah CVT Motor Matic Bergetar

Saat sedang dikejar waktu, pemilik motor matik kerap memutar gas sedalam-dalam saat awal akselerasi. Kebiasaan ini dapat memperpendek umur komponen v-belt, roller dan menjadi borosnya konsumsi BBM.

Ketika sudah sampai tujuan, pemotor langsung menurunkan standar samping agar motor langsung mati. Padahal adanya fitur ini untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun. Saat itu mesin memang mati seketika, namun instrumen lain seperti lampu belakang, speedometer tidak langsung mati. Saat itulah, instrumen tersebut membebankan daya pada aki motor. Umur pakai aki bisa menjadi lebih pendek.

Terakhir, pemilik kerap malas membersihkan atau servis komponen CVT. Sedangkan CVT bertugas sebagai penggerak yang di dalamnya terdapat komponen v-belt dan pulley.

Nah, sekarang sudah paham kan? Yuk, pelan-pelan kita hilangkan kebiasaan ini agar motor matik selalu dalam kondisi prima.

Sokbreker Rusak Ganti Produk OEM Atau Aftermarket?

Hampir setiap komponen dari sebuah mobil memiliki umur pakai, dengan kata lain komponen tersebut harus dilakukan penggantian bila waktunya tiba. Termasuk komponen sokbreker pada mobil, lama kelamaan akan berkurang fungsinya dalam meredam guncangan. Saat berbicara soal sokbreker, tentu berhubungan dengan kenyamanan dan keamanan mobil saat dikendarai.

Ketika sokbreker rusak atau tidak bekerja sebagaimana harusnya, kedua hal tersebut menjadi korban. Dalam situasi harus mengganti sokbreker, di pasaran akan kita temukan berbagai produk yang ditawarkan. Kami mengkategorikannya menjadi dua yakni produk OEM (Original Equipment Manufacturer) dan aftermarket. Lantas, mana yang harus dipilih ya?

Sesuai dengan namanya, produk OEM menjadi andalan para pabrikan untuk melayani aftersales konsumennya. Tentu mutu yang ditawarkan terjamin khasiatnya. Dalam hal sokbreker, pabrikan menjamin kenyamanan dan keamanan yang sama.

Bukan tanpa alasan, semua pabrikan sudah melakukan uji dan kelayakan pada produknya. Sudah tentu sesuai dengan masing-masing jenis mobil. Uji yang dilakukan pun tidak sembarangan, mulai dari menahan beban, jalan, daya tahan dan seterusnya sehingga para konsumen tidak khawatir dengan kualitasnya.

Bila pilihan jatuh kepada produk OEM, bisa dipastikan mobil akan terasa seperti baru lagi. Dengan catatan, tidak ada kerusakan pada komponen pendukung lainnya.

Berbeda dengan produk OEM, sokbreker aftermarket kerap menjadi pilihan karena harga dan kualitas yang ditawarkan sangat bervariasi. Dalam memilih sokbreker aftermarket, pastikan kualitasnya terjaga dengan baik. Sudah bukan rahasia lagi, tidak sedikit oknum penjual yang menawarkan harga murah pada sokbreker daur ulang. Pilihlah penjual yang memiliki reputasi baik dan produk yang bergaransi agar Anda merasa lebih aman dan nyaman.

Dalam memilih sokbreker aftermarket, harus sesuai dengan spesifikasi dan karakter pengemudi. Ini menjadi nilai lebih pada produk aftermarket, di mana produk OEM sudah memiliki pakem sendiri yang sudah disesuaikan dengan jenis kendaraan. Sedangkan karakter pengemudi yang berbeda-beda bisa diakomodir lewat sokbreker aftermarket.

Seperti peribahasa “ada harga, ada rupa”, pilihan sokbreker aftermarket memiliki batasan yang sangat luas. Ketika pemilik mobil hanya ingin sokbreker yang biasa saja kemampuannya, tentu uang yang akan dikeluarkan tidak akan besar. Namun saat pemilik mobil ingin performa di atas rata-rata, harus siap merogoh kocek lebih dalam untuk menebusnya.

Baca Juga : Pahami Sebelum Pakai Sokbreker Mobil Rekondisi

Merek-merek ternama yang sudah malang melintang di dunia balap dan menawarkan kelebihan yang tidak dimiliki sokbreker OEM, tentu memiliki harga selangit. Jadi ketika menjatuhkan pilihan pada sokbreker aftermarket, sesuaikan dengan kebutuhan dan dana yang tersedia.

Sokbreker Rusak, Beli Baru Atau Rekondisi?

Mengemudikan mobil yang sudah berumur seringkali menghadirkan kebutuhan untuk mengganti atau memperbaharui komponennya. Bukan hanya bagian mesin, tetapi juga komponen kaki-kaki, terutama sokbreker, yang kinerjanya mulai menurun atau rusak. Akibatnya, kenyamanan dalam berkendara pun berkurang. Saat ini, terdapat dua opsi untuk memperbaiki sokbreker, yaitu mengganti dengan yang baru atau merekondisi. Bagi pemilik mobil yang memiliki dana yang cukup, mereka cenderung memilih untuk mengganti dengan sokbreker baru. Namun, bagi yang memiliki anggaran terbatas, merekondisi bisa menjadi solusi yang tepat. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih dua opsi tersebut?

Mengganti Sokbreker dengan yang Baru

Bagi mereka yang memilih opsi pertama, yaitu mengganti sokbreker dengan produk OEM, mereka telah membuat pilihan yang tepat. Sparepart OEM telah dirancang secara khusus untuk mobil Anda. Dengan menggunakan sokbreker OEM, kenyamanan mobil akan terjaga sebagaimana semula.

Namun, ada juga yang ingin memilih produk aftermarket. Dalam memilihnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti menyesuaikan spesifikasi sokbreker dengan kebutuhan mobil. Pemilihan sokbreker untuk penggunaan sehari-hari tidak perlu terlalu berlebihan karena hal ini dapat mengurangi kenyamanan berkendara sesuai dengan gaya Anda.

Selain itu, perhatikan juga apakah sokbreker yang akan dipilih menggunakan tipe gas atau tipe oli. Umumnya, tipe gas cocok untuk pengemudi dengan gaya berkendara agresif dan memiliki daya tahan yang lebih lama. Sementara itu, tipe oli memiliki harga yang lebih terjangkau, tetapi daya tahannya lebih rendah. Jangan lupa juga untuk memilih sokbreker aftermarket yang memiliki garansi.

Merekondisi Sokbreker yang Sudah Ada

Bagi mereka yang memilih opsi kedua, sebaiknya perhatikan terlebih dahulu tingkat kerusakan sokbreker sebelum memutuskan untuk merekondisi. Jika kondisinya sudah sangat parah, maka merekondisi sokbreker tidak akan memberikan hasil yang optimal. Bahkan, sokbreker yang direkondisi mungkin tidak akan bertahan lama.

Pastikan sokbreker masih mampu bergerak dengan baik meskipun terasa sedikit lemah. Perhatikan juga adanya kebocoran pada sokbreker dan pastikan kondisi batang sokbreker tidak memiliki goresan yang banyak. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk merekondisi sokbreker adalah sebelum kerusakan total terjadi.

Merekondisi sokbreker berarti mengganti komponen di dalamnya seperti seal, oli, dan batang sokbreker. Namun, jangan berharap hasil yang lebih dari itu, karena sebenarnya merekondisi hanya mengembalikan fungsi sokbreker. Namun, performa dalam menahan benturan dan kestabilannya mungkin tidak sama seperti sebelumnya.

Dari segi harga, opsi merekondisi sokbreker dapat dikatakan sangat menggiurkan. Biaya merekondisi sokbreker biasanya berkisar antara Rp 400-750 ribu.

Baca Juga : Cara Deteksi Kerusakan Shock Absorber Mobil 

Memilih Opsi Terbaik untuk Anda

Setiap opsi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika Anda memiliki dana yang cukup, mengganti sokbreker dengan yang baru adalah pilihan yang lebih aman untuk menjaga kenyamanan dan performa mobil. Namun, jika anggaran Anda terbatas, merekondisi sokbreker bisa menjadi alternatif yang lebih ekonomis.

Pada akhirnya, pilihan ada pada Anda. Pastikan untuk mempertimbangkan kebutuhan mobil, anggaran yang tersedia, dan preferensi pribadi Anda dalam memilih opsi yang terbaik. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, Anda dapat mengambil keputusan yang tepat dan memperbaiki kinerja sokbreker mobil dengan efektif.

Kembali ke atas