Sistem pendinginan air atau biasa disebut pendingin radiator, tentu lebih maksimal dalam hal pelepasan panas pada mesin. Tidak heran, semua mobil modern pakai pendingin sistem radiator. Sementara di sepeda motor, masih ada yang pakai sistem pendingin angin atau oil cooler.
Sistem pendingin air pada kendaraan
terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Jika salah satu ada yang gagal berfungsi, tentu membuat sistem pendinginan jadi terkendala. Efeknya tentu bahaya, mesin bisa overheat yang berujung pada kerusakan permanen pada mesin.
Sekarang langsung saja kita bedah sistem pendingin pada kendaraan. Baik motor atau mobil, sistemnya hampir mirip. Pertama adalah pompa air atau water pump. Sesuai namanya, pompa air bertugas untuk mensirkulasikan cairan pendingin ke seluruh rangkaian sistem pendinginan.
Komponen selanjutnya adalah thermostat, ia berfungsi sebagai katup buka-tutup air radiator. Jika pada kondisi mesin dingin, thermostat menutup, untuk mencegah air radiator bersirkulasi ke area water jacket silinder mesin. Sementara saat mesin sudah mulai panas, thermostat akan terbuka untuk mengalirkan air radiator untuk menurunkan suhu mesin.
Thermostat mendapat perintah buka tutup dari komponen selanjutnya yang bernama temperature sender. Temperature sender atau juga yang biasa disebut temperature sensor, bertugas membaca suhu air radiator. Jika suhu air terbaca sudah panas, temperature sender mengirimkan sinyal ke thermostat untuk terbuka dan mengalirkan air. Karena temperature sender lah, kita juga bisa mengetahui suhu mesin di area speedometer.
Komponen selanjutnya dan yang boleh dibilang paling penting adalah radiator. Radiator bertugas melepas panas di air, melalui kisi-kisinya yang tertiup angin. Kisi-kisi radiator berukuran kecil dan panjang untuk meningkatkan permukaan kerjanya, sehingga air bisa dibuat lebih lama saat melintasinya.
Karena timbunan kerak, kisi-kisi radiator bisa mampet.
Jika sudah mampet, pendinginan pasti tidak akan maksimal. Bahkan, selang radiator pun bisa pecah karena tekanan air yang terlalu tinggi. Komponen selanjutnya adalah extra fan. Jika hanya mengandalkan embusan angin saat kendaraan melaju, tentunya pendinginan tidak maksimal. Maka itu diperlukan extra fan untuk meniup udara tambahan layaknya kipas angin.
Extra fan biasanya hidup otomatis, jika kondisi temperatur sudah meningkat. Biasanya saat mobil berhenti di kemacetan. Extra fan juga mendapat sinyal untuk hidup dan mati secara otomatis melalui temperature sender. Komponen terakhir yang sering diabaikan padahal fungsinya vital adalah tutup radiator.
Baca Juga : Perhatikan Sistem Pendingin Agar Performa Motor Tetap Maksimal
Tutup radiator bertugas menyalurkan air radiator yang bertekanan tinggi karena panas berlebih, ke tabung reservoir. Tutup radiator juga berfungsi untuk menyalurkan air dari tangka reservoir ke sistem pendinginan jika level air di radiator sudah berkurang.
Untuk menjaga sistem pendinginan maksimal, ganti air radiator tiap 20.000 km. Gunakan juga radiator coolant yang berkualitas seperti Deltalube 306 Radiator Coolant.
Deltalube 306 Radiator Coolant diformulasikan khusus menggunakan ethylene glycol sebanyak 50%. Rasio komposisi ini, sudah disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia, sehingga menjamin sistem pendinginan tetap berfungsi maksimal. Deltalube 306 Radiator Coolant memiliki titik didih yang tinggi, mencapai suhu 137°C.
Deltalube 306 Radiator Coolant juga memiliki sifat anti karat yang baik, sehingga mampu melindungi komponen metal pada sistem pendinginan. Selain itu, Deltalube 306 Radiator Coolant juga tidak berbahaya pada komponen karet, sehingga mampu mencegah kebocorolan. Jangan gunakan air biasa ya.