nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Mengenal

Tag: Mengenal

Mengenal dB Killer Knalpot Racing

Saat ini hadir aturan mengenai kebisingan suara knalpot motor yang menjadi pembatas tingkat suara knalpot motor. Karena banyak pengendara motor modifikasi yang sudah ditilang akibat penggunaan knalpot bising, apakah dB killer knalpot motor bisa menjadi win-win solution?

Aturan pembatasan itu tertuang pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2009 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru. Buat motor 80 – 175 cc maksimal bising 83 dB (decibel) dan di atas 175 cc maksimal bising 80 dB.

Jika ada pemeriksaan di jalan dan kebisingan suara knalpot motor lebih dari yang sudah ditetapkan, pengendara pun bisa mendapatkan sanksi tilang dan diwajibkan untuk mengganti knalpot lain atau standar dengan suara tidak bising.

Jadi hal ini perlu dipertimbangkan ketika ingin mengganti knalpot aftermarket. Sementara bagi sebagian pemilik motor, menggunakan knalpot racing atau aftermarket ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan performa dan suara motor menjadi lebih garang.

Melihat kondisi demikian, pabrikan knalpot pun memberikan solusinya yaitu menyematkan dB killer. Di kalangan biker, dB killer ini cukup dikenal dan berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan yang dihasilkan knalpot racing, agar sesuai dengan regulasi.

Baca Juga : Cara Menghilangkan Karat Pada Knalpot Motor

Pemasangan dB killer yang berbentuk seperti pipa besi dengan beberapa lubang kecil di sisinya ini ditempatkan pada di ujung knalpot (silencer). Serta dipasang menggunakan klip atau baut,  tergantung merek knalpot yang digunakan.

Hasilnya, lubang knalpot racing yang sebelumnya besar, karena penggunaan perangkat dB killer membuat lubang knalpot jadi lebih kecil. Selain itu, dengan adanya tambahan sekat dari perangkat dB killer, dapat mengurangi kebisingan suara knalpot racing.

Tapi hal ini juga memberikan efek performa yang dihasilkan sedikit berkurang, dibandingkan dengan menggunakan knalpot racing tanpa dB killer. Tak lain karena gas buang dari knalpot jadi lebih terhambat dibanding tanpa dB killer. Jadi, dB killer menjadi solusi yang tepat agar motor bisa lebih bertenaga tapi tingkat kebisingan suara tetap sesuai dengan aturan pemerintah.

Mengenal Perbedaan Oli Dan Gemuk Lumas

Secara fungsi dasar oli dan gemuk lumas (grease) tidak memiliki perbedaan, yaitu sama-sama melumasi komponen sehingga dapat mengurangi gesekan yang terjadi. Tetapi untuk lebih detail, oli dan gemuk lumas memiliki perbedaan yang cukup banyak.

Untuk oli berdasarkan fungsinya digunakan untuk melumasi komponen mobil yang bagian atau ruang tertutup yakni mesin, transmisi dan gardan. Sepeti Deltalube Daily dan Adventure, atau Deltalube 799 ATF. Sementara untuk gemuk lumas seperti Deltalube 056 General Purpose Grease, biasa digunakan pada komponen kendaraan yang terbuka yakni bagian sasis dan kaki-kaki kendaraan.

Dilihat dari fisiknya juga berbeda. Oli adalah pelumas yang berbentuk cair, sedangkan gemuk lumas (grease) adalah pelumas yang berbentuk padat. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi karena gemuk lumas menggunakan aditif thickener (pengental) untuk mendukung fungsi kerjanya.

Thickener adalah material kombinasi antara beberapa pelumas pilihan lain yang dapat menghasilkan struktur yang lebih solid atau semifluid. Umumnya, aditif gemuk lumas adalah bahan yang mengandung anti karat dan korosi karena ada anti oksidan, anti air, bahan yang mampu bertahan pada tekanan tinggi, dan bahan untuk mengurangi gesekan antara komponen mesin satu dengan yang lain.

Baca Juga : Bahaya Bearing Roda Mobil Rusak

Mengenai kandungannya, oli memiliki komposisi based oil 90% yang ditambahkan beberapa aditif sekitar 10% berdasarkan fungsinya. Sedangkan gemuk lumas memiliki komposisi base oil sekitar 80 – 85%, ditambah aditif 5 -10% serta pengental antara 10 -15%.

Gemuk lumas dan oli adalah dua pelumas yang tidak dapat saling menggantikan. Terutama pada area kerjanya. Gemuk lumas biasanya digunakan pada area mesin yang lebih sering dihidupkan dan dimatikan. Juga biasa digunakan pada komponen mesin yang bekerja pada kondisi yang ekstrem seperti pada temperatur tinggi, tekanan yang tinggi, beban impak yang tinggi dan mesin yang berjalan dalam kecepatan lambat tapi dengan beban besar. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan gemuk lumas adalah tidak perlu memantau fluid level.

Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Selain kode viskositas, indikator penting lain dalam oli mesin adalah API Service Rating yang merupakan standar kualitas oli mesin yang berupa dua huruf yang dikeluarkan oleh API. American Petroleum Institute (API) adalah sebuah lembaga Amerika Serikat yang mengelompokkan pelumas sesuai unjuk kerja mesin.

Tanda klasifikasi oli mesin bensin diawali dengan huruf S sedangkan oli mesin diesel diawali huruf C. Huruf kedua menjelaskan tingkatan standar mutu pelumas. Makin besar abjadnya, makin tinggi tingkatan oli mesin itu.

Menggunakan oli mesin dengan klasifikasi lebih tinggi dari yang ditentukan produsen mobil, tak menjadi masalah. Yang harus dihindari adalah penggunaan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah. Hal itu dapat berakibat buruk bagi mesin. Berikut ini adalah klasifikasi oli mesin bensin menurut API Service.

API SA, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1930 (tidak berlaku).

API SB, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1951 (tidak berlaku).

API SC, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1967 (tidak berlaku).

API SD, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1971 (tidak berlaku).

API SE, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1979 (tidak berlaku).

API SF, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1988 (tidak berlaku).

API SG, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1993 (tidak berlaku).

API SH, tidak cocok untuk mesin setelah tahun 1996 (tidak berlaku).

API SJ, untuk mesin tahun 2001 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SL, untuk mesin tahun 2004 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SM, untuk mesin tahun 2010 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SN, untuk mesin tahun 2020 atau sebelumnya (masih berlaku).

API SP, diperkenalkan pada Mei 2020

Baca Juga : Penggunaan Oli Mesin Yang Tepat Berdasarkan Spesifikasi Kendaraan

dan dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap Low Speed Pre-Ignition (LSPI), perlindungan keausan pada timing chain, meningkatkan perlindungan endapan pada suhu tinggi untuk piston dan turbocharger serta mencegah terjadinya sludge dan varnish. API SP dengan Resource Conserving, cocok dengan ILSAC GF-6A dengan menggabungkan kinerja API SP. Hasilnya, penghematan bahan bakar akan lebih baik, perlindungan system control emisi dan perlindungan engine yang beroperasi dengan bahan bakar yang mengandung etanol hingga E85.

Mengenal Pelumasan Mesin 2 Tak dan 4 Tak

Secara prinsip, kerja mesin 2 dan 4-tak (langkah) memiliki cara yang sama, yakni ada proses langkah hisap atau intake, kompresi, tenaga, hingga pembuangan (exhaust). Perbedaan motor 2-tak dan 4-tak yang paling sederhana adalah langkah kerja pistonnya.

Motor dengan mesin 2-tak, siklus pembakaran yang terjadi di dalam mesin dilakukan dalam dua langkah piston. Sementara  mesin 4-tak, membutuhkan 4 langkah piston untuk setiap siklus pembakaran yang terjadi. Oleh karena itu, kedua jenis mesin motor ini juga kerap disebut dengan mesin 2 langkah dan mesin 4 langkah.

Kedua mesin ini perlu oli mesin. Tapi mesin 2-tak memerlukan oli samping untuk melumasi beberapa komponen mesin. Oli samping melumasi piston, silinder dan kruk as. Karena dicampur dengan bahan bakar baik manual atau pakai wadah dan pompa oli, oli samping ini ikut terbakar di ruang bakar.

Sedangkan oli mesin bertugas melumasi transmisi dan kopling karena ruang engkolnya terpisah. Sedangkan mesin 4-tak tidak membutuhkan oli mesin samping, karena oli mesin sudah ditampung dalam bak engkol. Jadi untuk oli mesin sama saja antara 2 dan 4-tak, bisa tukar pakai. Yang penting viskositas dan kualitasnya harus sesuai.

Baca juga : Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Pada mesin motor, selain spesifikasi API dan SAE, biasanya ada pula tertulis JASO (Japan Automobile Standard Organization) sebagai standarisasi dari Jepang karena mayoritas motor di Indonesia berasal dari negara itu.

Pada oli mesin motor 4-tak, JASO menerbitkan JASO MA (MA, MA1 dan MA2) dan MB. Kode MA adalah oli mesin yang didesain untuk motor dengan kopling basah. Sementara MB untuk motor dengan kopling kering. Pada oli motor 2-tak, JASO menerbitkan JASO FA, FB, FC dan FD.

Mengenal Bore-up dan Stroke-up Mesin Motor

Tidak sedikit pemilik motor yang kurang puas dengan performa mesin standar bawaan pabrik. Berbagai cara dilakukan agar performa mesin motor meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan tenaga, seperti mengubah sistem ignition, mengoptimalkan saluran masuk dan keluar, serta meningkatkan volume silinder.

Nah, meningkatkan volume silinder mesin ini kerap menjadi pilihan agar mesin motor mudah mengail performa tinggi. Langkah modifikasi mesin motor ini dapat dicapai dengan dua cara.

Bore-up

Bore up memiliki arti memperbesar ukuran diameter piston mesin. Bore up umumnya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mesin yang berujung pada peningkatan performa mesin.

Beberapa pabrikan motor menyediakan piston pengganti khusus untuk piston orisinal yang lebih besar, biasanya disebut piston oversize yang lubang maksimumnya ditingkatkan maksimum 0,3 mm. Di lain sisi, beberapa pabrikan lain tidak menyediakan suku cadang untuk oversize tersebut. Sehingga jika ingin bore up harus menggunakan suku cadang milik motor lain.

Dengan melakukan bore-up, hasil yang didapat berupa tenaga lebih responsif dan kecepatan dan akselerasi lebih cepat. Di lain sisi, berpotensi membuat piston rentan jebol dan mesin cepat overheat.

Baca Juga : Oli Mesin Terbaik Untuk Mesin Motor Bore-up

Stroke-up

Yang dimaksud dengan stroke-up adalah menambah panjang langkah piston (stroke) dari sebelumnya pendek menjadi sedikit lebih Panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah big end piston atau poros engkol piston yang ada di kruk as sehingga jarak langkah piston menjadi bertambah jauh. Baik jarak piston ke titik mati atas (TMA) semakin tinggi dan juga jarak piston ke titik mati bawah (TMB) berkurang. Oleh karena itu, jika hanya mengubah connecting rod (con rod) atau setang piston dengan ukuran lebih panjang, tidak mengubah stroke.

Melakukan stroke up dapat meningkatkan torsi mesin dan bisa dilakukan dengan cara ini. Dengan memotong dan menggeser posisi poros big end con rod lebih jauh dari posisi kruk as, memasang pen stroker produk aftermarket, atau  memasang kruk as utuh dari milik mesin motor lain.

Mengenal Jenis Tambal Ban – Deltalube

Pernah mengalami ban kendaraan bocor saat berkendara? Mayoritas pengguna kendaraan pernah mengalami hal ini. Ketika menjumpai ban kendaraan bocor karena benda tajam, tentu mencari segera tambal ban agar dapat kembali bermobilitas.

Namun, sebenarnya di saat ban kendaraan bocor, hindari asal tambal tanpa mengetahui jenis-jenis tambal ban. Karena jika salah aplikasi penambalan ban, justru bisa merusak ban kendaraan sehingga biaya yang dikeluarkan malah menjadi besar. Nah, berikut ini adalah beberapa jenis tambal ban yang perlu diketahui pengguna kendaraan.

Tambal ban bakar

Tambal ban ini hanya bisa dilakukan pada ban dalam, tidak untuk ban jenis tubeless. Tambal ban bakar ini memberikan lapisan karet tambahan pada bagian ban dalam yang bocor dengan cara dibakar atau dipanaskan lalu dipres agar lapisan karet itu menyatu dengan ban dalam.

Tambal ban tubeless

Tubeless adalah jenis ban yang tidak menggunakan ban dalam. Jika ban tersebut mengalami kebocoran, jenis tambal yang banyak di jalan adalah jenis tubeless ini. Untuk cara kerjanya adalah lubang yang bocor dipampat oleh karet yang dikaitkan ke batang besi dan ditusukkan ke lubang tersebut. Prosesnya ban tidak perlu dilepas dari pelek. Hanya didongkrak sampai ban terangkat.

Sayangnya, cara tambal ini tak bertahan lama dan bisa merusak struktur dari ban. Salah satu contohnya adalah ban benjol yang diakibatkan benang kawat atau nylon yang menjadi struktur ban terputus saat menusukkan batang besi ke ban.

Baca Juga : Risiko Memaksa Ban Mobil Kempes Tetap Dipakai Jalan

Tambal ban Tip Top

Jenis tambal ban ini bisa dilakukan untuk ban dalam dan luar. Untuk ban dalam, cara kerjanya hanya menempelkan bagian ban yang bocor dengan karet yang direkatkan di bagian tersebut. Sayangnya untuk ban dalam, cara ini kurang efektif karena berpotensi lapisan tambalan itu  lepas.

Sedangkan pada ban luar atau tubeless, jenis tambal tiptop cukup efektif dan dianjurkan. Pasalnya, dengan menempelkan bagian yang bocor dari dalam ban tidak merusak struktur kawat baja ban. Selain itu, tambal ini sangat kuat jika diaplikasikan pada ban luar karena ada tekanan ban yang membuat tambalan menjadi tertekan dan merekat lebih kuat.

Mengenal Komponen Pelumasan Mesin Mobil

Komponen internal mesin mobil dapat menimbulkan panas apabila saling bergesekan. Untuk mengurangi efek dari gesekan tersebut, dibutuhkan sistem pelumasan. Sistem pelumasan mesin ini merupakan rangkaian kerja komponen yang berfungsi dari menampung, menyedot, menyaring dan mendistribusikan oli mesin ke seluruh bagian mesin.

Sistem kerja komponen pelumasan mesin ini akan mulai bekerja ketika mesin kendaraan dihidupkan. Nah, untuk mengenal sistem pelumasan mesin, ada beberapa beberapa komponen yang perlu diketahui.

Bak oli

Merupakan salah satu komponen pelumasan yang berfungsi untuk menampung oli mesin. Komponen ini menyimpan cadangan oli mesin yang nantinya akan digunakan untuk melumasi mesin. Tak hanya menampung, fungsi bak oli ini pun sebagai sarana pembuangan oli mesin dengan dipasangnya baut yang bisa dibuka dan ditutup.

Pompa oli

Berfungsi untuk mengisap dan menyalurkan oli mesin ke semua saluran oli.

Filter oli

Bertugas sebagai penyaring oli mesin dari kotoran sehingga oli mesin tidak cepat kotor. Apabila oli mesin yang diproses dalam sistem ini terkontaminasi oleh kotoran, maka pelumasan tidak akan berfungsi secara maksimal.

Strainer

Berfungsi untuk menyempurnakan kerja filter oli. Strainer atau penyaring dapat menyaring kotoran hingga yang berdiameter satu milimeter.

Pressure valve

Bertugas untuk mengatur tekanan pelumas. Pengaturan ini dilakukan ketika mesin sedang bekerja dengan putaran yang tinggi. Kerja dari komponen yang satu ini memiliki hasil akhir untuk mengembalikan oli mesin pada bak oli. Proses ini berlangsung ketika tekanan oli mesin sedang naik.

Oil cooler

Komponen ini bertugas untuk mendinginkan suhu oli mesin sebelum dialirkan ke dalam blok mesin.

Baca Juga : Fakta Penting Oli Mesin Yang Perlu Diketahui

Switch oli

Merupakan sensor tekanan oli yang berfungsi untuk mengetahui hasil kerja dari pompa oli. Komponen ini bertugas untuk memberitahukan kepada Anda terkait cukup atau tidaknya tekanan pompa oli untuk melumasi mesin.

Oil gallery

Berfungsi sebagai jalan oli atau pelumas pada mesin.

Oil jet

Bertugas menyemburkan oli mesin atau pelumas ke batang penggerak.

Mengenal Sistem Kelistrikan di Mobil

Di sebuah mobil, sistem kelistrikan sangat penting fungsinya. Sistem kelistrikan di mobil bukan hanya sebatas lampu saja, masih banyak komponen lain yang bila bermasalah bisa bikin mobil mogok.

Sistem kelistrikan di mobil punya skema dan komponen. Bila ditelusuri lebih dalam lagi, bisa dibilang cukup rumit. Yuk kita cermati apa saja yang ada di sistem kelistrikan mobil, buat tambah wawasan.

Sistem Starter

Ini adalah salah satu yang bisa bikin mobil mogok bila tidak berfungsi dengan baik. sistem ini terdiri dari rangkaian listri yang menghidupkan cranking mesin.

Cranking mesin merupakan pemutar flywheel yang kelak membantu menyalanya mesin mobil. Di dalam sistem ini terdapat komponen seperti kunci kontak, baterai, motor starter dan seterusnya.

Sistem Pengapian

Masih pada sektor mesin, sistem pengapian bertugas menyalurkan energi listrik dengan input bertegangan rendah. Selanjutnya, sistem yang terdiri dari rangkaian mekatronika ini akan menghasilkan percikan pada mobil.

Sistem pengapaian sendiri terdiri dari beberapa sistem. Pengapian konvensional, pengapian DLI, pengapian translator dan pengapian CDI.

Sistem Pengisian

Kali ini berlanjut ke sistem pengisian. Sistem ini punya komponen utama yakni alternator. Tugasnya untuk mengubah Gerakan rotasi pada mobil menjadi energi listrik AC.

Sistem pengisian bisa terjadi dalam dua kondisi. Saat kunci kontak dalam posisi ON dan saat mesin tengah dihidupkan.

Baca juga : AKI BASAH ATAU KERING, MANA YANG LEBIH BAIK?

Sistem Lampu Peringatan

Ini merupakan sistem yang memberikan peringatan atau indikator kesalahan lewat lampu. Tentunya lampu yang dimaksud adalah yang ada di speedometer mobil.

Lampu peringatan dan indikator terdiri dari beberapa varian yakni lampu ABS, indikator sabuk pengaman dan indikator check engine.

Mengenal Fuel Dilution – Deltalube

Mengenal Fuel Dilution

Fuel dilution merupakan peristiwa dimana bahan bakar yang masuk ke dalam crankcase bercampur dengan oli mesin. Meskipun cukup umum terjadi pada mesin kendaraan, masih banyak yang menyepelekan hal ini. Padahal, fuel dilution dapat menimbulkan efek buruk pada mesin dan membuat interval pergantian oli menjadi lebih cepat.

Cara Mendeteksi Fuel Dilution

Mendeteksi fuel dilution sebenarnya cukup mudah dilakukan. Pertama, buka dipstick dan teteskan oli mesin pada kertas tisu. Perhatikan warna dan cium baunya. Jika berwarna sesuai dengan bahan bakar yang digunakan dan tercium bau bahan bakar, maka mesin Anda positif mengalami fuel dilution.

Penyebab Fuel Dilution

Fuel dilution bisa terjadi karena beberapa sebab, di antaranya adalah kebocoran kompresi pada piston sehingga gas pembakaran menembus ke area crankcase. Fuel dilution juga dapat terjadi akibat mesin yang sering idle secara berkepanjangan. Namun, fuel dilution justru minim terjadi pada mesin yang bekerja berat karena pada situasi beban berat, tingginya temperatur pada crankcase membuat sebagian bahan bakar yang tercampur dengan oli mesin hilang karena proses penguapan.

Dampak Fuel Dilution

Fuel dilution dapat menimbulkan beberapa dampak buruk pada mesin, antara lain:

1. Viskositas oli menurun

Kondisi bercampurnya oli dengan bahan bakar membuat viskositas oli menurun sehingga pelumasan yang diberikan menjadi kurang maksimal.

2. Gesekan antar komponen meningkat

Dampak fuel dilution yang lain adalah meningkatnya gesekan antar komponen terutama di bagian liner dan piston.

3. Pelumas tidak mampu membersihkan mesin dengan baik

Fuel dilution juga membuat pelumas tidak mampu membersihkan mesin dengan baik.

4. Timbulnya kerak atau lapisan kuning di permukaan logam

Dampak fuel dilution selanjutnya adalah timbulnya kerak atau lapisan kuning di permukaan logam.

5. Berkurangnya tekanan oli

Fuel dilution dapat mengakibatkan berkurangnya tekanan oli pada mesin.

6. Menimbulkan asam dan korosi

Fuel dilution juga dapat menimbulkan asam dan korosi pada mesin.

Baca juga : Apa Itu Fuel Dilution? Dan Apa Hubungan Dengan Oli ?

Meskipun fuel dilution adalah peristiwa yang umum terjadi pada mesin kendaraan, hal ini tidak boleh disepelekan karena dapat menimbulkan efek buruk pada mesin. Untuk menghindari fuel dilution, pastikan mesin kendaraan selalu dalam kondisi yang baik dan teratur melakukan pergantian oli. Jadi, jangan lupa untuk melakukan pengecekan rutin pada mesin kendaraan Anda ya!

Mengenal Keausan Pemolesan dalam Mesin Industri: Sebab dan Solusinya

Beberapa mesin di pabrik kami mengalami masalah dengan apa yang diduga sebagai keausan pemolesan. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu keausan pemolesan dan bagaimana mengatasi masalah tersebut.

Apa itu Keausan Pemolesan?

Istilah keausan pemolesan biasanya digunakan untuk menggambarkan interaksi antara dua padatan yang menghilangkan material dari permukaan setidaknya satu dari padatan sementara pada saat yang sama menghasilkan hasil akhir yang dipoles di permukaan. Hasilnya adalah permukaan yang memantulkan cahaya terang seperti cermin.

Penyebab Keausan Pemolesan

Keausan pemolesaan dapat dihasilkan sebagai akibat dari interaksi kimia-mekanis antara permukaan. Misalnya, keausan pemolesan dapat ditemukan jika terdapat jelaga dalam konsentrasi tinggi dalam oli industri pada mesin. Jelaga terbentuk selama proses pembakaran dan masuk ke bak mesin dengan semburan gas pembakaran. Jelaga memiliki ukuran semula 0,01 – 0,05 mikron namun cenderung menggumpal membentuk partikel yang lebih besar di dalam bak mesin. Kemampuan oli industri untuk membubarkan jelaga sangat penting untuk mencegah keausan pemolesan jelaga yang disebabkan oleh efek jelaga pada aditif anti-aus oli industri.

Dalam sistem hidrolik bertekanan tinggi, oli industri hidrolik cenderung menumpuk lumpur. Lumpur ini dapat menyebabkan lengketnya katup dan keausan pemolesan.

Contoh Kasus Keausan Pemolesan

Contoh lain dapat ditemukan di gearbox di mana oli industri membawa kotoran dari micropitting, yang bisa sekecil 1 mikron. Partikel-partikel ini bertindak sebagai agen pemoles. Keausan akibat pemolesan sering dijumpai pada gigi gearbox dengan micropitting, baik pada area antara micropitting maupun pada area tanpa micropitting.

Interaksi Kimia-Mekanis dan Dampaknya

Perlu diingat bahwa interaksi kimia-mekanis ini melibatkan unsur kimia dan mekanik. Dalam hal ini, aditif (seperti aditif tekanan ekstrim atau anti-aus) atau film pelindung yang menutupi permukaan logam dihilangkan melalui kontak dengan permukaan gesek lainnya. Lapisan pelindung kemudian direformasi, memakan lapisan tipis permukaan logam di bawah interaksi.

Aditif belerang-fosfor biasanya menghasilkan keausan kecil karena interaksi kimia-mekanis. Dalam kasus tertentu, jenis belerang-fosfor bisa terlalu reaktif secara kimiawi, mengakibatkan keausan pemolesan. Jenis keausan ini tidak diinginkan karena mengurangi akurasi gearbox dengan menghilangkan profil gigi.

Solusi untuk Mengatasi Keausan Pemolesan

Dalam beberapa keadaan, aditif tekanan ekstrem dapat merusak aplikasi gearbox kecepatan lambat (kurang dari 10 kaki per menit), menyebabkan tingkat keausan tinggi yang dikenal sebagai pemolesan. Aditif kalium-borat dapat digunakan untuk menyimpan film bertekanan ekstrim tanpa reaksi kimia dengan logam.

Untuk mengatasi masalah keausan pemolesan, beberapa langkah dapat diambil:

1. Gunakan oli industri yang memiliki kemampuan untuk membubarkan jelaga secara efisien.
2. Lakukan perawatan rutin dan pembersihan sistem hidrolik secara berkala untuk mencegah penumpukan lumpur.
3. Pertimbangkan penggunaan aditif belerang-fosfor yang tidak terlalu reaktif secara kimiawi.
4. Pilih aditif tekanan ekstrim yang cocok dengan kecepatan aplikasi gearbox.

Baca Juga : Cara Terbaik untuk Memantau Oli Industri yang Disaring

Dalam industri, keausan pemolesan dapat menjadi masalah yang merugikan jika tidak ditangani dengan baik. Dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah yang tepat, kita dapat mencegah atau mengatasi masalah keausan pemolesan sehingga mesin dapat berfungsi dengan optimal dan umur pakai komponen dapat diperpanjang.

Kembali ke atas