nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Lebih

Tag: Lebih

Perilaku Ini Bikin Transmisi Manual Mobil Lebih Awet

Saat ini transmisi manual masih cukup diminati oleh pemilik mobil. Hal ini disebabkan transmisi manual memiliki perawatan yang lebih mudah dan biaya relatif lebih terjangkau jika terjadi perbaikan karena ada kerusakan dibanding transmisi otomatis.

Tidak hanya itu, transmisi manual juga memiliki kelebihan dalam hal akselerasi ketika pengemudi bisa melakukan perpindahan gigi dengan cepat dan tepat sesuai keinginan pengendara. Tak heran jika mobil balap masih banyak mengandalkan transmisi manual.

Jika bicara cara menggunakannya, meski perawatannya lebih mudah, transmisi manual juga memiliki perlakukan khusus agar usia pakainya panjang. Yang pertama adalah selalu menginjak pedal kopling secara penuh setiap melakukan perpindahan gigi.

Masalahnya, banyak pengendara menginjak pedal tidak penuh atau setengah kopling saat melakukan perpindahan gigi. Hal ini membuat gigi transmisi akan sulit masuk ke posisi yang pas dan terjadi benturan yang merusak.

Berikutnya, ketika mobil berhenti seperti saat macet, sebaiknya transmisi dimasukkan ke posisi netral agar transmisi tidak bekerja. Selain itu, jika hal tersebut dilakukan, cukup membuat kaki kiri menjadi cepat lelah.

Ketiga adalah melakukan perpindahan gigi dan menurunkannya secara gradual. Roda gigi transmisi sudah diset oleh pabrikan mobil untuk melakukan perpindahannya secara berurutan berdasarkan laju kecepatan mobil yang sedang dijalani.

Baca Juga : Penyebab dan solusi Susah Memindah Gigi Transmisi Manual Mobil

Jika mobil menggunakan gigi 2, lalu langsung memindahkan ke gigi 4 dengan asumsi agar lebih cepat adalah perilaku yang salah. Karena perlakukan itu malah justru membuat mesin bekerja lebih berat karena kecepatan mobil tidak sesuai dengan gigi yang diberikan.

Yang terakhir jika ingin transmisi manual memiliki umur panjang adalah jangan terlalu sering melakukan perpindahan gigi pada putaran mesin tinggi. Karena pada putaran mesin yang tinggi, bisa jadi gigi lebih sulit masuk dan pengendara menggeser tuas dengan paksa agar mobil bisa melaju lebih cepat. Dengan perilaku tersebut memang terlihat keren jika dilakukan, tapi berpotensi merusak transmisi, terlebih jika terjadi miss gear.

Penyebab Power Steering Terasa Lebih Berat

Saat ini mayoritas mobil keluaran terbaru sudah dilengkapi fitur power steering dengan tujuan membuat putaran setir menjadi lebih ringan saat mengemudikan mobil. Namun power steering yang memberi kenyamanan mengemudi ini juga bisa rusak. Salah satu indikasinya putaran setir menjadi lebih berat dari biasanya.

Untuk itu sebagai pengguna mobil, perlu mengenali penyebab dan potensi masalah pada sistem power steering. Berikut penjelasannya.

Cairan power steering berkurang

Secara sistem, power steering hidraulis menggunakan cairan untuk menghadirkan tekanan fluida bagi piston di dalam rack dan pinion. Jadi jika volume cairan power steering itu berkurang, tentu tekanan berkurang dan membuat memutar setir menjadi lebih berat.

Berkurangnya cairan power steering ini biasanya karena adanya kebocoran. Biasanya kebocoran terjadi pada slang atau seal di rack pinion. Bisa juga karena titik didih yang terlalu tinggi hingga menyebabkan terjadinya penguapan yang berakibat berkurangnya volume. Maka, selalu pastikan cairan power steering berada di level maksimal agar kinerja sistem selalu optimal.

Rack Steer Rusak

Rack steer merupakan bagian dari rack dan pinion yang berfungsi untuk menggerakkan roda secara horizontal. Komponen ini bisa aus karena usia pakai dan sering melewati jalan yang berlubang atau bergelombang.

Baca Juga : Cara Tepat Merawat Power Steering

Salah satu indikasi kerusakan biasanya ada kebocoran pada bagian rack steer dan setir pun menjadi berat. Jika sudah demikian, perlu penggantian komponen ini.

Tekanan ban rendah

Hal selanjutnya yang menyebabkan setir terasa berat adalah karena tekanan ban minim. Logikanya, jika tekanan ban rendah, kerja dari power steering juga menjadi lebih berat. Hal ini pun tidak sulit untuk diselesaikan, hanya dengan menambah tekanan ban maka setir jadi terasa ringan lagi.

Rem Cakram Vs Rem Tromol, Lebih Pakem yang Mana?

Tidak bisa dipungkiri, rem adalah komponen yang sangat penting pada kendaraan. Bisa dibilang peranti ini butuh perhatian khusus dalam hal perawatan karena berhubungan dengan keselamatan penumpang.

Saat ini mobil dan motor yang beredar masih mengandalkan dua jenis rem yakni rem cakram atau disc brake dan rem tromol alias drum brake. Untuk rem teromol sendiri masih sering dijumpai pada roda belakang mobil atau motor.

Ada mitos yang beredar bahwa rem cakram lebih pakem ketimbang rem tromol yang notabene memiliki teknologi lawas. Apakah benar begitu? Yuk kita intip sama-sama.

Rem Tromol

Pertama kita lihat dulu cara kerja masing-masing rem. Rem tromol bekerja atas dasar gesekan antara kampas rem dan tromol (drum) yang ikut berputar dengan roda kendaraan, sehingga dapat menghentikan laju kendaraan.

Rem tromol memang tidak tampak bila dilihat dari luar karena berada di dalam komponen roda. Alhasil menjadi kelebihan bagi rem tromol, karena sifatnya yang tertutup hingga tidak mudah kemasukan kotoran atau debu dari luar.

Kinerja rem tromol juga dirasa lebih lembut dan penampang pengereman dapat dibuat lebih lebar untuk bekerja lebih maksimal.

Rem tromol diyakini dapat menahan beban yang cukup besar. Tidak heran, kendaraan seperti bus dan truk masih mengandalkan rem ini. Teknologi terkini rem tromol yaitu S-Cam yang dipakai bus dan truk, performanya sudah hamper setara dengan rem cakram.

Satu lagi kelebihan rem tromol yakni ongkos produksinya yang lebih murah ketimbang rem cakram.

Rem Cakram

Berbeda dengan rem tromol, cara kerja rem cakram mengandalkan disc, rotor, backing plate, roda penghubung, brake caliper dan tuas rem.

Penampakan rem cakram yang terbuka membuat rem jenis ini mudah melepas panas. Alhasil kinerja rem cakram lebih stabil walau digunakan secara ekstrem.

Kondisinya yang “telanjang” juga memudahkan untuk mengetahui kondisi rem. Baik rotor atau brake pad-nya. Kelebihan lain rem cakram dapat menyetel kerapatan brake pad dengan rotor (cakram) secara otomatis. Tidak perlu penyetelan khusus seperti halnya pada rem tromol.

Rem cakram juga dirasa lebih ringkas namun efisien. Dengan sedikit melakukan modifikasi pada cakram dengan cara memperbesar diameter cakram, piston rem bekerja lebih ringan. Sedangkan rem tromol punya keterbatasan dimensi.

Satu lagi kelebihan rem cakram yakni membuat kendaraan terlihat lebih gagah dari segi tampilan.

Kesimpulannya ke dua jenis rem ini memiliki kelebihan masing-masing. Namun menjawab mitos di atas, performa rem cakram memang tidak selalu superior dibandingkan rem tromol. Namun bisa disesuaikan dengan kebutuhan jenis kendaraan dalam mengaplikasi ke dua rem ini.

Dari lebihan dan kekurangan ke dua rem di atas, kinerjanya akan lebih maksimal bila didukung oleh brake fluid terbaik. DELTALUBE 797 Super Brake Fluid DOT 3 adalah minyak rem serbaguna yang khusus dirancang untuk kendaraan pribadi agar tidak akan mudah menguap sekalipun dibawah kondisi temperatur tinggi yang ekstrim.

Baca Juga : Jangan Sepelekan Minyak Rem!

Deltalube 797 Super Brake Fluid Dot 3 merupakan minyak rem yang sesuai dengan kebutuhan sistem pengereman pada kendaraan bermotor penumpang terkini. Dengan boiling point (titik didih) yang tinggi, Deltalube 797 Super Brake Fluid Dot 3 mampu untuk meningkatan kemampuan sistem pengereman pada kendaraan bermotor penumpang. Semua itu mengacu pada FMVSS (Federal Motor Vehicle Safety Standards) No. 116 mengenai Motor Vehicle Brake Fluids.

Mesin Diesel Lebih Irit Ketimbang Bensin

Dalam memilih sebuah kendaraan, khususnya mobil, banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Terlebih dana yang tersedia memang tidak leluasa. Mulai dari desain interior, eksterior, fitur dan yang terpenting pilihan mesin.

Hal yang satu ini bukan sekadar berhubungan dengan performa. Efisiensi bahan bakar juga kerap menjadi pertimbangan penting. Untuk dana yang terbatas, pilihan bisa jatuh kepada mesin diesel atau bensin. Memang masih ada pilihan mesin bensin yang dipadu dengan motor listrik alias mesin hybrid. Namun banderol yang harus dikeluarkan tentu lebih besar. Dari segi efisiensi, banyak yang beranggapan mesin diesel lebih unggul ketimbang bensin. Mitos atau fakta ya?

Antara mesin diesel dan bensin memang memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Tentunya begitu pula dengan konsumsi bahan bakar. Mana yang lebih irit, pasti akan memikat hati konsumen. Terlebih, harga BBM perlahan tapi pasti merangkak naik.

Anggapan di atas memang benar adanya, karakter mesin diesel memiliki kompresi yang sangat tinggi. Alhasil, power yang dihasilkan lebih besar per-CC bahan bakarnya. Dengan begitu, afisiensi thermis mesin diesel juga lebih bagus ketimbang mesin bensin. Akibat kinerja mesin yang efisien, pembakaran pun akan lebih efisien.

Alasan kedua adalah kandungan kalori pada bahan bakar jenis solar juga lebih besar dibandingan dengan jenis bensin. Sehingga per liter solar akan mampu menghasilkan tenaga yang lebih besar. Hal ini juga yang membuat mesin diesel lebih irit dari mesin bensin.

Baca Juga : Ini yang Akan Terjadi Bila Mobil Diesel Diisi Bensin

Hal lain yang membuat mesin diesel lebih unggul yaitu tenaga yang dihasilkan mesin diesel lebih besar. Ini disebabkan oleh karakter mesin diesel yang menggunakan tipe mesin long stroke. Tipe mesin seperti ini mampu menghasilkan torsi yang besar dibandingkan mesin bensin yang menggunakan mesin square.

Nah, bila pilihan Anda jatuh kepada mobil bermesin diesel, tentu harus didukung oleh oli yang bekualitas. Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4 dirasa sangat cocok untuk mesin diesel modern yang sudah mengaplikasi commonrail dan turbo. Terlebih dengan mesin yang menggunakan bahan bakar rendah sulfur.

Kenapa Motor 2-tak Lebih Boros Bahan Bakar?

Populasi motor 2-tak memang tidak lagi banyak. Saat ini sudah tidak ada lagi produsen motor di Indonesia yang membuat motor 2-tak. Hal itu karena terbentur oleh ketentuan emisi yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, motor 2-tak yang dikenal boros bahan bakar juga makin kehilangan peminatnya.

Tapi, bukan berarti motor 2-tak sudah punah. Motor 2-tak kini kembali ramai untuk digunakan sebagai kendaraan hobi. Motor 2-tak masih banyak dipertahankan para pecintanya, karena punya kelebihan tersendiri. Motor 2-tak dikenal lebih responsif dan bertenaga dibanding motor 4-tak yang sekelas. Tapi motor 2-tak punya kekurangan antara lain boros bahan bakar. Kenapa sih? Ini sebabnya Bro Deltalube.

Seperti namanya, siklus pembakaran pada mesin 2-tak hanya terjadi 2 langkah. Sementara mesin 4-tak terjadi 4 kali langkah pembakaran. Langkah pertama pada mesin 2-tak dinamakan intake atau langkah hisap.

Pada langkah hisap, piston akan turun untuk memasukkan campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar. Campuran udara yang masuk ke ruang bakar itu, juga akan mendorong gas buang yang terjadi pada pembakaran sebelumnya. Jadi satu langkah piston, terjadi 2 tugas bersamaan yaitu langkah hisap dan langkah buang.

Saat piston mulai bergerak ke atas, terjadi langkah kedua yaitu langkah kompresi dan pembakaran. Piston yang naik ke atas, akan memadatkan campuran bahan bakar menuju ruang bakar dan juga sekaligus mendorong sisa gas buang menuju knalpot.

Saat piston sudah mencapai puncak tertingginya, lubang intake dan lubang pembuangan (exhaust) akan tertutup, dan terjadi pembarakan oleh api busi. Akibat ledakan ini, piston akan turun. Gerakan piston yang turun ini, sekaligus untuk mendorong campuran bahan bakar baru (intake) untuk pembakaran selanjutnya. Prosesnya hanya 2 langkah piston, untuk menghasilkan 1 siklus pembakaran.

Baca juga : Deteksi Kerusakan Mesin 2 Tak Lewat Suara yang Timbul

Akibat tidak adanya katup yang mengatur bahan bakar masuk dan gas keluar, membuat pembakaran mesin 2-tak tidak sempurna. Besar sekali potensi campuran bahan bakar dan udara yang akan ikut keluar ke knalpot, sebelum ada kesempatan untuk dibakar api busi.

Kemudian, karena hanya 2 langkah, mesin 2-tak akan memasukkan bahan bakar ke ruang bakar, setiap 1 kali putaran kruk as. Sementara mesin 4-tak, hanya memasukkan bahan bakar tiap 2 kali putaran kruk as. Hal ini secara teori membuat mesin 2-tak, dua kali lipat lebih boros dibanding mesin 4-tak yang sekelas.

Mengapa Oli Sepeda Motor Lebih Cepat Diganti Ketimbang Mobil

Mengapa oli sepeda motor harus lebih cepat diganti ketimbang oli mobil? Pertanyaan seperti ini mungkin sering muncul di benak kita. Oli mesin sepeda motor, biasanya diganti setiap 4000 km, di mana oli mesin mobil dapat melakukan penggantian oli setiap jarak 10.000 km. Mengapa demikian?

Faktor pertama, oli mesin sepeda motor membutuhkan waktu penggantian yang lebih cepat dibanding dengan oli mesin mobil, karena oli sepeda motor bekerja lebih berat. Oli sepeda motor melumasi tiga bagian yaitu internal mesin, kopling dan girboks. Sedangkan oli mobil berfungsi untuk melumasi hanya bagian internal mesin.

Faktor selanjutnya, oli mesin sepeda motor bekerja lebih berat karena volumenya yang sedikit, yakni hanya 800 cc sampai 1,5 liter saja, sehingga wajar jika penggantian oli motor lebih cepat. Sedangkan oli mobil memiliki volume 3,5 liter sampai 5 liter. Faktor lainnya adalah, mesin sepeda motor berputar lebih tinggi dibanding mesin mobil. Mesin sepeda motor bisa berputar 4.000 – 10.000 rpm saat beroperasi, dibandingkan dengan mesin mobil yang umumnya hanya beroperasi pada rentang putaran mesin 2.500 – 5.000 rpm saja.

Baca Juga : Alasan Mengapa Oli Mesin Kendaraan Harus Rutin Diganti

Beberapa faktor lain yang membuat oli motor cepat diganti adalah cara berkendara dari pemilik motor. Pengendara yang sering memacu kendaaraannya dengan RPM tinggi atau motor yang digunakan untuk offroad tentu akan lebih sering melakukan penggantian oli. Sebab kondisi berkendara seperti itu membuat mesin akan bekerja lebih berat jika dibandingkan dengan motor yang hanya dgunakan untuk keperluan sehari-hari.

Jadi itu Bro Deltalube, alasan mengapa oli mesin sepeda motor lebih cepat diganti ketimbang oli mesin mobil. Jika oli mesin sepeda motor dibiarkan terlalu lama dan tidak diganti, akan menyebabkan keausan prematur pada mesin, sehingga mesin jadi lebih cepat rusak. Jangan sampai telat ganti ya!

Baca Juga : 5 Kesalahan Umum Saat Mengganti Pelumas Atau Oli Mesin Kendaraan

Hal yang Bikin Umur Ban Mobil Lebih Pendek

Tidak sedikit pemilik mobil yang kaget melihat kondisi ban sudah mengalami keausan atau rusak. Padahal, bila dilihat dari usia pakai ban tersebut belum memasuki masa penggantian. Lantas, apa yang terjadi pada ban mobil?

Ada beberapa jenis kerusakan yang biasa higgap pada ban mobil, yang paling sering dialami adalah keausan yang tidak rata. Dengan kata lain, ban aus pada satu bagian tertentu sedangkan di sisi lain kondisinya masih bagus.

Sejatinya, dalam merawat ban mobil bisa terbilang sangat mudah. Sayangnya, pemilik mobil kerap malas untuk melakukannya. Berikut penyebab usia pakai ban lebih pendek:

Tekanan udara

Penyebab utama dari umur pakai ban lebih singkat karena pemilik mobil abai pada kondisi tekanan ban. Padahal, perawatan ini bisa dibilang sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Sebagai informasi, ban bukan hanya berperan sebagai alas penggerak kendaraan. Ban juga berfungsi sebagai tumpuan bobot pada kendaraan. Tekanan udara yang tidak terjaga bisa membuat dinding ban lebih berat dan mengakibatkan defleksi yang berlebihan.

Sebaiknya pemilik mobil melakukan pengecekan ban secara berkala. Pastikan tekanan ban mobil sesuai rekomendasi pabrikan.

Spooring

Wheel alignment atau yang lebih populer disebut spooring memang butuh effort dan biaya bagi pemilik mobil. Alhasil, hal ini jarang dilakukan karena harus ke bengkel. Padahal spooring sangat penting untuk mengembalikan atau penyetelan ulang kaki-kaki.

Usia pakai mobil yang panjang dapat menimbulkan penyimpangan pada roda akibat pergeseran pada komponen kaki-kaki. Hal ini berpengaruh kepada kinerja roda yang tidak seimbang dan berujung pada permukaan ban yang habis secara tidak merata.

Baca Juga : Mengenal Kode Ban Mobil

Rotasi ban

Jurus ini bisa dibilang cukup ampuh agar ban lebih awet, caranya adalah dengan merotasi ban mobil Anda. Sayangnya, pemilik mobil kerap menganggap hal ini tidak penting. Rotasi ban mobil bertujuan untuk menjaga level keseimbangan pada tingkat keausan keempat ban mobil. Dengan begitu Kembangan ban menjadi rata dan menipis secara berimbang. Idealnya merotasi ban mobil dilakukan setiap 10.000 Km.

Mobil 4WD Vs 2WD, Siapa Lebih Unggul?

Bagi Anda yang memiliki ketertarikan pada dunia adventure, rasanya wajib memiliki mobil dengan penggerak empat roda alias Four-Wheel Drive (4WD). Kesan macho yang timbul dari kendaraan 4WD memang pantas disandangnya karena begitu lihai melahap medan off-road. Destinasi yang tidak terjangkau oleh kendaraan berpenggerak dua roda, bisa dilahap dengan mudah oleh mobil 4WD. Namun di balik kesan macho tadi tetap ada kekurangan yang dimiliki mobil 4WD. Penasaran? Baiknya sebelum membeli, bisa diperhatikan penjabaran berikut sebagai pembanding.

Salah satu keuntungan berkendara dengan mobil 4WD karena memiliki traksi yang maksimal berkat tenaga mesin dapat disalurkan ke semua roda. Bila salah satu roda tidak mendapat traksi, masih ada roda lain yang membantu. Hal ini juga berpengaruh kepada kemampuan akselerasi mobil 4WD yang jadi lebih baik di permukaan tidak rata karena traksi dihasilkan dari keempat roda.

Berbeda dengan di medan off-road, kendaraan 4WD jadi tidak bisa menghadirkan keunggulan khusus pada jalan rata atau mulus seperti jalan aspal. Mobil 4WD jadi lebih boros bahan bakar karena bobotnya yang cenderung lebih berat dari mobil 2WD. Hal ini terdampak dari komponen yang dimiliki mobil 4WD lebih banyak ketimbang 2WD. Di sisi lain, kendaraan 4WD juga punya biaya perawatan yang lebih tinggi. Komponen seperti perangkat differential perlu pelumas yang harus diganti secara berkala.

Sebagai perbandingan, kami juga akan menjabarkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki mobil 2WD. Untuk kategori mobil 2WD dibagi menjadi dua yakni penggerak depan atau Front Wheel Drive (FWD) dan penggerak belakang atau Rear Wheel Drive (RWD).

Kita mulai dari FWD, dari sisi interior mobil FWD tampak lebih luas karena lantainya yang rata. Sedangkan untuk impresi berkendara, mobil FWD terasa lebih halus dan ringan saat berjalan. Mobil FWD juga dinilai lebih irit bahan bakar.

Kekurangan dari mobil FWD salah satunya adalah ban depan yang lebih cepat gundul karena tenaga disalurkan secara langsung ke bagian ini. Masih ditambah lagi dengan kaki-kaki yang lebih cepat rusak. Dari sisi impresi berkendara, mobil FWD kerap mengalami gejala understeer atau susah belok dan ketika jalan menanjak yang licin, mobil sering kehilangan traksi atau selip. Mobil ini juga dinilai kurang bertenaga ketika membawa beban berat.

Selanjutnya untuk mobil RWD, kendaraan ini dinilai lebih tahan banting karena mesin dan penggerak roda terpisah cukup jauh. Lingkar kemudi juga dirasa lebih ringan akibat radius putar lebih dalam dan patah. Hal ini disebabkan oleh ruas rotasi ban bagian depan yang lega dan tidak adanya drive shaft layaknya FWD. Untuk impresi berkendara, mobil RWD ampuh melahap jalan menanjak alias tidak gampang selip.

Baca Juga : Pahami Perbedaan Sistem Penggerak Depan dan Belakang Mobil

Bukannya tanpa kekurangan, mobil RWD punya bobot lebih berat karena komponen yang digunakan lebih banyak. Sejalan dengan bobot yang berat, konsumsi bahan bakar pun otomatis jadi lebih boros. Sedangkan dari sisi berkendara, mobil RWD lebih rawan oversteer di mana bagian belakang mobil akan terbuang ke sisi luar belokan alias ‘ngepot’.

Evolusi Teknologi Mesin Diesel : Lebih Canggih dan Ramah Lingkungan

Pada era sekarang ini, meskipun tidak sepopuler mobil bermesin bensin, kendaraan dengan mesin diesel masih tetap memiliki tempat istimewa di hati para penggemarnya. Mesin diesel dikenal memiliki konsumsi bahan bakar yang irit dan torsi yang besar, sehingga sangat diandalkan dalam mengangkut beban berat. Meskipun mesin diesel memiliki banyak keunggulan, mereka juga terkenal dengan masalah emisi gas buang, suara, dan getaran mesin. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, mesin diesel kini semakin canggih dan ramah lingkungan. Mari kita lihat evolusinya.

Generasi Lama: Teknologi Diesel yang Digunakan Sebelumnya

 

1. Injeksi Tidak Langsung (Indirect Injection)

Pada era 1980-an, mesin diesel menggunakan teknologi injeksi tidak langsung. Teknologi ini melibatkan adanya ruang bakar kecil di dalam sistem, di mana kabut bahan bakar disemprotkan oleh injektor ke pre-chamber. Udara yang dikompresi oleh piston kemudian terkompresi lagi di pre-chamber dan terjadi pembakaran yang kecil. Pembakaran ini kemudian diteruskan ke main chamber di atas permukaan piston. Alasan penggunaan pre-chamber adalah karena pada masa itu para insinyur belum dapat menciptakan tekanan kompresi yang cukup besar untuk pembakaran yang sempurna di main chamber.

2. Glow Plug

Glow plug, atau sering juga disebut sebagai busi pijar, adalah salah satu teknologi yang digunakan pada awal kemunculan mesin diesel. Glow plug berfungsi sebagai elemen pemanas yang memungkinkan bahan bakar terbakar. Glow plug biasanya terletak di pre-chamber mesin dengan injeksi tidak langsung. Penggunaan glow plug terbatas hanya untuk mempermudah saat menghidupkan mesin pada kondisi dingin. Setelah mesin menyala, pembakaran terjadi secara otomatis akibat tekanan kompresi yang tinggi pada mesin diesel.

3. Pompa Primer (Priming Pump)

Udara merupakan musuh utama dalam sistem bahan bakar mesin diesel. Udara dapat muncul akibat penggantian komponen di sistem bahan bakar atau saat tangki bahan bakar sepenuhnya kosong. Ketika mesin dihidupkan, udara yang terperangkap dapat mengganggu aliran bahan bakar. Oleh karena itu, pompa primer diperlukan untuk mengeluarkan udara yang terperangkap tersebut. Cara kerjanya adalah dengan melakukan gerakan memompa. Pompa primer biasanya terletak di filter solar atau sedimenter.

4. Turbocharger Tetap (Fixed Turbocharger)

Teknologi turbocharger bukanlah teknologi baru. Teknologi ini, yang digunakan untuk memasok udara paksa ke dalam mesin dengan bantuan turbin, bahkan sudah mulai digunakan sejak tahun 1930-an. Sayangnya, putaran bilah turbin masih tergantung pada kekuatan gas buang. Akibatnya, gejala turbo lag tidak dapat dihindari karena respons turbocharger yang lambat.

Generasi Baru: Teknologi Diesel yang Lebih Maju

 

1. Injeksi Langsung (Direct Injection)

Mesin diesel modern tidak lagi memerlukan pre-chamber. Dengan teknologi injeksi langsung, bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam ruang bakar. Dengan demikian, tenaga yang dihasilkan dari pembakaran menjadi lebih maksimal. Sistem injeksi langsung ini tidak terlepas dari teknologi common-rail.

2. Common-rail

Pada mesin diesel generasi sebelumnya, injektor terbuka karena tekanan bahan bakar. Namun, pada mesin diesel modern, buka-tutup injektor diatur oleh ECU (Electronic Control Unit). Teknologi common-rail ini mengumpulkan bahan bakar yang bertekanan dalam suatu saluran bersama. Saluran ini berfungsi sebagai tempat penampungan sebelum disalurkan ke injektor di setiap silinder. Tekanan bahan bakar dan waktu bukaan injektor dapat diatur secara individual pada sistem common-rail. Dampak positif dari teknologi ini adalah peningkatan tenaga, efisiensi bahan bakar, dan emisi yang rendah.

3. Turbo Variabel

Untuk mengatasi masalah turbo lag, para insinyur menciptakan teknologi turbo variabel. Dengan teknologi ini, putaran turbin dapat menjadi lebih responsif tanpa tergantung pada kekuatan gas buang. Ada banyak mekanisme yang digunakan pada turbo variabel. Salah satu mekanisme yang paling umum adalah dengan menggeser sudut turbin untuk mengatur tekanan tertentu pada kompresor turbin.

Baca juga : Oli Mesin Diesel Dipakai Mesin Bensin, Apa Jadinya?

Untuk menjaga agar mesin tetap awet hingga saat ini, pemilihan oli mesin diesel yang tepat sangat penting. Salah satu contohnya adalah Deltalube Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4, yang mengandung aditif kontrol deposit yang dapat mengurangi pembentukan kerak karbon di dalam piston. Oli ini juga memiliki kontrol partikel yang baik, sehingga tidak mudah mengental.

Dengan evolusi teknologi mesin diesel yang terus berkembang, mesin diesel menjadi lebih canggih, efisien, dan ramah lingkungan. Keberadaan teknologi injeksi langsung, sistem common-rail, dan turbo variabel telah membawa perubahan positif pada performa dan keberlanjutan mesin diesel. Sebagai penggemar mesin diesel, kita dapat menikmati keunggulan mesin ini sambil tetap menjaga lingkungan kita.

Mobil Jalan Pelan Lebih Irit, Mitos Atau Fakta?

Berbagai cara dilakukan para pengendara mobil agar kendaraannya hemat bahan bakar. Yang terfikirkan, salah satu caranya adalah berkendara dengan kecepatan rendah. Padahal anggapan tersebut tidaklah benar. Mengapa demikian?

Faktanya berkendara dengan kecepatan rendah justru membuat mobil lebih boros. Berkendara telalu pelan malah membuat kinerja mesin tidak efisien. Mesin berputar pada 1.000-3.000 rpm sementara kecepatan mobil rendah dan tidak sesuai dengan putaran mesin. Akibatnya bahan bakar lebih banyak terpompa untuk setiap siklus rotasi.

Pun begitu dengan berkendara dengan kecepatan tinggi, bisa membuat bahan bakar boros karena akan meningkatkan hambatan udara. Ketika berjalan pelan, hambatan udara lebih sedikit. Contoh, kendaraan dengan kecepatan 80 Km/jam memiliki hambatan udara 8 kali kecepatan 40 Km/jam. Dengan meningkatkan kecepatan, mesin jadi bekerja lebih keras.

Design kendaraan zaman now menitik beratkan pada aerodinamis. Kendaraan yang bisa melaju pada kecepatan 48-80 Km/jam dirasa paling efisien dalam konsumsi bahan bakar.

Agar konsumsi bahan bakar mobil lebih irit, bisa ikuti tips sebagai berikut:

1. Jaga Kondisi Mesin Mobil: Pastikan mesin mobil dalam kondisi baik dengan melakukan perawatan dan servis secara rutin.

2. Ganti Oli secara Rutin: Penggunaan oli yang sesuai dan menggantinya secara teratur akan membantu menjaga performa mesin dan mengurangi gesekan yang dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

3. Perawatan Filter Udara: Bersihkan atau ganti filter udara secara teratur agar udara yang masuk ke mesin bersih dan lancar, sehingga pembakaran bahan bakar menjadi lebih efisien.

4. Hindari Pencetakan Gas yang Terlalu Dalam atau Mendadak: Menginjak pedal gas secara perlahan dan terkontrol akan membantu menghindari pemborosan bahan bakar yang tidak perlu.

5. Pilih Gigi yang Tepat (Mobil Manual): Ketahui karakteristik gigi pada mobil Anda dan gunakan gigi yang sesuai dengan kecepatan dan kondisi jalan. Menggunakan gigi yang tepat akan membantu menjaga efisiensi konsumsi bahan bakar.

6. Perhatikan Kecepatan Mobil: Usahakan untuk tetap mengikuti batas kecepatan yang ditetapkan. Mengemudi dengan kecepatan yang stabil dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar yang tidak perlu.

7. Pilih Bahan Bakar yang Tepat: Gunakan bahan bakar dengan oktan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Penggunaan bahan bakar yang tepat dapat mempengaruhi performa mesin dan konsumsi bahan bakar.

8. Periksa Tekanan Angin Ban: Pastikan tekanan udara pada ban mobil selalu sesuai dengan rekomendasi pabrik. Tekanan angin yang tidak tepat dapat mempengaruhi pengendalian mobil dan konsumsi bahan bakar.

Baca Juga : Apa Benar Trasmisi Otomatis Boros Bahan Bakar ?

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat membantu mengoptimalkan konsumsi bahan bakar mobil Anda. Selain itu, mempraktikkan gaya berkendara yang santai dan menghindari kebiasaan yang dapat memboroskan bahan bakar juga dapat memberikan kontribusi positif dalam membuat mobil Anda lebih irit.

Kembali ke atas