Masa kini, pamor mesin diesel tidak kalah dengan mesin bensin. Efisiensi, torsi dan lebih ramah lingkungan menjadi beberapa kelebihan mesin diesel dibandingkan mesin bensin. Namun sebelum menjadi salah satu mesin terbaik, mesin diesel juga mengalami evolusi. Yuk, tengok jenis mesin diesel yang ada hingga kini.
Indirect Injection
Teknologi indirect injection digunakan pada mesin diesel di era 1980-an. Terdapat ruang bakar kecil di sistem ini. Kabut bahan bakar disemprotkan injektor ke pre-chamber ini.
Udara yang dikompresikan piston, memampat di pre-chamber dan terjadilah pembakaran kecil. Pembakaran kecil ini kemudian diteruskan ke main chamber di atas permukaan piston. Alasan dibutuhkannya pre-chamber adalah para engineer belum bisa menghasilkan kompresi cukup besar untuk pembakaran sempurna di main chamber pada masa itu.
Glow Plug
Glow plug atau sering disebut busi pijar, adalah salah satu teknologi diesel di awal kemunculannya. Glow plug berfungsi sebagai elemen pemanas, agar bahan bakar bisa terbakar. Posisi glow plug juga berlokasi di pre-chamber mesin indirect injection.
Penggunaan glow plug terbatas untuk mempermudah start mesin pada kondisi dingin saja. Setelah mesin hidup, pembakaran terjadi dengan sendirinya akibat kompresi tinggi mesin diesel.
Priming Pump
Udara adalah musuh utama pada jalur bahan bakar mesin diesel. Udara bisa muncul akibat penggantian komponen di jalur bahan bakar, atau saat kondisi tangki bahan bakar kosong total.
Saat mesin coba dihidupkan, udara yang terjebak ini menjadi hambatan bagi aliran bahan bakar. Untuk itu dibutuhkan priming pump, untuk mengeluarkan udara terjebak itu. Pengoperasinya dengan gerakan memompa. Priming pump biasanya berada di filter solar ataupun sedimenter.
Fixed Turbocharger
Turbo bukanlah teknologi baru. Teknologi pemasok udara paksa di mesin turbo, bahkan sudah mulai dipakai pada 1930. Sayangnya, putaran bilah turbin masih terpaku mengikuti kuat-lemahnya embusan gas buang. Akibatnya gejala turbo lag tidak terhindarkan, karena respons turbocharger yang lamban.
Direct Injection
Mesin diesel modern, tidak perlu lagi pre-chamber. Direct injection memungkinkan semprotan bahan bakar langsung ke combustion chamber. Dengan begitu, tenaga yang dihasilkan dari pembakaran jadi lebih maksimal. Sistem direct injection tidak terlepas dari teknologi common-rail.
Common-rail
Pada diesel generasi lawas, injector terbuka karena tekanan bahan bakar. Sedangkan di diesel modern, buka-tutup injektor diatur oleh ECU. Bahan bakar bertekanan ini ‘disimpan’ pada sebuah rel bersama. Rel bersama inilah yang menjadi bak untuk kemudian disalurkan ke injektor di tiap silinder.
Tekanan bahan bakar dan waktu bukaan injektor bisa diatur individual pada sistem common-rail. Hasil positifnya adalah tenaga meningkat, hemat bahan bakar dan rendah emisi.
Baca Juga : Mendongkrak Efisiensi Mesin Diesel Common-rail
Variable Turbo
Untuk menghindari gejala turbo lag, engineer menciptakan teknologi turbo variabel. Putaran turbin bisa lebih responsif tanpa perlu mengandalkan embusan gas buang. Banyak mekanisme dari turbo variabel. Mekanisme paling umum adalah dengan menggeser sudut turbin untuk mengatur tekanan tertentu pada turbin kompresor.
Untuk menjaga mesin-mesin di atas bisa awet hingga kini, oli mesin diesel jadi faktor yang sangat penting. Deltalube Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4 memiliki kandungan aditif deposit control yang mampu menekan tumpukan kerak karbon di piston. Soot control yang baik di oli ini juga membuatnya tidak mudah mengental.