nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Jangan

Tag: Jangan

Jangan Asal Modifikasi Pelek Mobil, Bisa Boros BBM

Memodifikasi pelek dirasa cukup ampuh untuk mendongkrak tampilan mobil. Secara estetika, mobil bisa lebih sedap dipandang (bila mengganti dengan model pelek yang tepat). Caranya pun cukup sederhana. Namun jangan sampai salah ukuran, tentu saja ada dampaknya.

Umumnya modifikasi pelek dilakukan dari diameter standar ke diameter yang lebih besar. Dalam memilih sebuah pelek tidak boleh asal-asalan. Yang disarankan, maksimal dua ukuran dari pelek standar. Misalnya pelek standar berdiameter 14 inci, yang disarankan agar mengganti dengan diameter 15-16 inci saja. Lebih dari itu harus ada penyesuaian di area suspensi, penyetelan caster dan camber.

Hal ini juga bisa berdampak pada umur pakai kaki-kaki. Akibat diameter pelek terlalu besar, beban putar system kemudi lebih berat. Roda gigi kemudi cepat aus. Bahkan tie-rod end, ball-joint dan bearing roda cepat rusak.

Bukan cuma itu, pemakaian pelek yang terlalu besar juga berdampak pada konsumsi BBM mobil. lebarnya tapak ban akan membuat semakin besar permukaan ban yang menyentuh tanah. Semakin besar permukaan yang menyentuh tanah, besar pula gesekannya. Gesekan ban ke tanah inilah yang membuat mobil lebih berat saat berjalan. Ini berlaku baik sebelum mobil bergulir, atau saat sedang berjalan.

Selain memperhatikan diameter pelek, penggantian ban juga bisa menjadi kunci. Utamanya perhatikan outside diameter (od) atau diameter luar ban yang akan dipakai saat mengganti pelek ke diameter yang lebih besar. Diusahakan diameter luar ban harus tetap sama meski ukuran pelek diubah ke ukuruan yang lebih besar.

Baca Juga : Sebelum Beli, Kenali Dulu Kode Pelek Mobil

Misalkan ban dengan ukuran 225/35R19, angka ‘225’ itu maksudnya adalah lebar ban. Sedangkan angka selanjutnya adalah ‘35’ menunjukkan aspect ratio. Artinya tebal ban tersebut adalah 35 persen dari lebar ban (225 mm). Maka semakin besar diameter pelek, semakin tipis ban yang digunakan untuk menjaga od tetap sama dengan standarnya.

Jangan Asal Pencet Klakson – Deltalube

Sejatinya, klakson pada kendaraan bermotor dipergunakan sebagai alat komunikasi antar sesama pengguna jalan. Namun akibat salah cara penggunaan, malah memancing emosi pengguna jalan lain. Tidak jarang yang sampai berakhir adu jotos di tengah jalanan.

Pun begitu, pemerintah memang mengatur penggunaan klakson yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan jalan yang mewajibkan kendaraan bermotor untuk memasang klakson. Bunyi yang dikeluarkan trompet elektromagnetik ini juga diatur dalam pasal 39 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2012 yakni mampu mengeluarkan bunyi dan dapat digunakan tanpa mengganggu konsentrasi pengemudi. Dalam pasal 69, disebutkan bahwa suara klakson paling rendah 83 desibel dan paling tinggi 118 desibel.

Lebih dalam lagi, dalam PP Nomor 43 Tahun 1993 ada Bagian Kelima pasal 71 yang berbunyi:

Isyarat peringatan dengan bunyi yang berupa klakson dapat digunakan apabila:

– Diperlukan untuk keselamatan lalu lintas.

-Melewati kendaraan bermotor lainnya.

-Isyarat peringatan, sebagaimana dimaksud dalam Ayat 1 dilarang digunakan oleh pengemudi saat: 

-Pada tempat-tempat tertentu yang dinyatakan dengan rambu-rambu.

-Apabila isyarat bunyi tersebut mengeluarkan suara yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor.

Tentunya ada sanksi yang akan diberikan bila kendaraan bermotor tidak memenuhi syarat teknis dan laik jalan. Termasuk penggunaan klakson yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Baca Juga : Tips Memilih Klakson Mobil Aftermarket

Jadi, dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, penggunaan klakson memang harus disikapi secara bijak. Saling menghormati sesama pengguna jalan bisa menjadi kunci.

Jangan Asal Pasang Lampu Kendaraan, Bisa Dipenjara

Belakangan ini, banyak ditemui video viral yang menunjukkan lampu rem kendaraan yang menyilaukan. Dalam video tersebut, ada pengguna mobil dan motor pakai lampu LED warna putih, yang sangat menyilaukan pengendara di belakangnya. Hal tersebut jelas sangat mengganggu, dan membayakan pengendara lain. Perlu kalian tahu nih Bro Deltalube, modifikasi yang menyangkut lampu lampu pada kendaraan itu merupakan sebuah pelanggaran.

Pertama adalah ketentuan mengenai warna lampu kendaraan, yang diatur pada Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan. Pada Pasal 23 dijelaskan, lampu utama dekat berwarna putih atau kuning muda, kemudian lampu penunjuk arah atau sein adalah kuning tua dan berkedip, dan lampu rem yang wajib berwarna merah.

Selanjutnya, diatur pula oleh pemerintah mengenai pendaran cahara dari masing-masing lampu di kendaraan. Aturan tersebut tertuang pada Peraturan Pemerintah No 55 tahun 2012 pasal 106. Pada pasal tersebut, dilarang memasang lampu kendaraan bermotor, kereta gandengan atau kereta tempelan yang menyinarkan:

–  Cahaya kelap – kelip, selain lampu penunjuk arah dan lampu isyarat peringatan cahaya.

–  Cahaya berwarna merah ke arah depan.

– Cahaya berwarna putih ke arah belakang kecuali lampu mundur.

Bagi para pelanggar ketentuan di atas, tentu ada ganjaran hukuman yang akan diberikan. Detail hukuman yang akan diterapkan, mengacu pada UU No 22 Tahun 2009 pada Pasal 285 ayat 1 dan ayat 2.

Pasal 285 1 berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).”

Baca Juga : Perbedaan Lampu Halogen, Hid, LED

Kemudian pasal 2 berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper, penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”

Jangan asal modifikasi ya Bro Deltalube.

Jangan Asal Ganti Visor Helm

Selain jadi peralatan keselamatan wajib, helm kini juga merambah sebagai aksesori fashion pengguna motor. Biasanya, pengguna motor akan melakukan beberapa cara untuk mempercantik tampilan helm. Mulai dari penambahan stiker, hingga mengganti visor atau kaca helm. Helm pada kondisi standar, akan dilengkapi visor bening atau clear. Visor bening ini bertujuan, agar pandangan kita tetap maksimal saat malam hari.

Penggunaan visor bening pada siang hari, kadang bisa menimbulkan masalah. Banyak dari kita yang sering merasa silau, saat menggunakan helm dengan visor bening. Menanggapi masalah itu, produsen helm kini mulai meluncurkan helm dengan fitur double visor. Helm dengan double visor, memiliki visor gelap tambahan yang bisa diatur naik turun. Fitur ini memungkinkan kita menggunakan visor gelap saat siang hari, dan menggunakan visor bening saat malam hari.

Sedangkan bagi helm yang belum double visor, solusi mengatasi silau hanya lewat ganti visor yang gelap. Kini tersedia banyak pilihan visor gelap untuk masing-masing helm. Ada visor light smoke dengan kegelapan sedang, dark smoke dengan kegelapan pekat, hingga visor iridium yang seperti cermin dari jika dilihat dari sisi luar.

Tapi kita harus waspada Bro Deltalube. Penggunaan visor dark smoke dan iridium memang keren dan bisa menghalau terik sinar matahari. Tapi, pandangan kita akan sangat tereduksi saat malam hari. Visor iridium, memiliki lapisan khusus pada sisi luar yang memungkinkannya memantulkan cahaya.

Lapisan tambahan ini, mudah sekali baret. Jika sudah baret, tentu akan mengaburkan pandangan. Penggunaan visor iridium yang sudah baret pada malam hari, akan melipatgandakan masalah. Selain pandangan yang jadi lebih gelap, baretnya juga bisa menghilangkan fokus. Jadi untuk penggunaan visor dark smoke dan iridium, sebaiknya hanya untuk siang hari saja.

Baca Juga : Visor Helm Motor Juga Perlu Perawatan

Jangan ambil risiko Bro! Visor jenis light smoke, cenderung lebih aman digunakan sepanjang waktu. Intensitas cahaya yang masuk, masih lebih banyak dibanding visor jenis dark smoke atau iridium. Tapi memang, kemampuannya dalam menahan terik matahari tidak maksimal. Jangan salah pilih ya Bro Deltalube, jangan gadaikan keselamatan demi gaya semata.

Jangan Buru-buru Jalan Sebelum Mengatur Bagian Ini, Bahaya!

Saat berkendara mobil, visibilitas pengemudi tidak sepenuhnya bisa tampak. Ada bagian tertentu di mobil yang tidak bisa terlihat yang biasa disebut dengan blindspot. Kadang sisi yang tidak terlihat ini bisa menyebabkan terjadi hal yang tidak kita inginkan. Oleh sebab itu pengemudi dibantu oleh alat yang bernama spion.

Tidak sedikit pengemudi yang memandang sebelah mata fungsi dari spion. Padahal, sejatinya posisi spion harus diatur secara ideal. Bahkan, spion adalah salah satu alat yang harus diperhatikan posisinya sebelum pengemudi mengendarai mobil. Nah, ada baiknya untuk mengetahui bagaimana posisi yang ideal sebuah spion untuk pengemudi. Yuk, kita simak.

Sudah kodratnya manusia yang hanya mampu untuk melihat jelas dalam rentang 180 derajat, itu pun sudah dibantu dengan lirikan. Spion berfungsi untuk membantu melihat area di belakang dan samping mobil.

Pertama, aturlah posisi duduk pengemudi dengan baik.

Pastikan tidak terkendala saat memutar setir mobil. Untuk mengatur spion kanan, lihat pantulan cermin spion lalu lakukan penyesuaian. Posisikan cermin sampai hanya bisa melihat sedikit saja sisi pinggir kanan mobil Anda. Dengan kata lain, pandangan di spion lebih dominan ke luar area mobil. perhatikan pula sisi atas dan bawah cermin, posisikan sampai Anda merasa nyaman melihat kondisi di sisi kanan. Setelah itu, lakukan hal yang sama pada sisi kiri spion mobil Anda.

Hal di atas memang dilakukan bukan sekadar untuk memantau sekeliling mobil, namun lebih kepada menambah pandangan dari jalur sebelah kanan atau kiri kendaraan Anda. Ketika ingin berpindah jalur, Anda bisa melihat lebih jelas situasi jalan.

Seperti yang kita ketahui, spion bukan hanya ada di sisi kanan atau kiri mobil saja. Tetapi juga ada di dalam mobil. Pastikan spion ini dapat melihat secara jelas kondisi jalan dari kaca belakang mobil. Dengan begitu, Anda lebih yakin situasi sekitar kendaraan sudah terpantau dengan baik.

Baca Juga : Apa itu Blind Spot dan Solusinya

Walau Anda sudah memposisikan spion secara ideal, namun memang masih ada sisi yang luput dari pandangan kita. Kami punya sedikit tips untuk membuktikannya. Mintalah orang lain untuk berjalan mengelilingi mobil. Di saat orang tersebut hilang dari pandangan spion mobil, bagian itulah yang disebut blindspot. Waspadalah pada sisi itu, jangan gegabah untuk pindah jalur bila dari sisi tersebut belum terlihat jelas kondisi jalan di belakang.

Sering Ngebut Naik Motor? Jangan Lupa Cek Komponen Ini

Berkendara sepeda motor dengan kecepatan tinggi memang menyenangkan. Namun, kita harus bijak dalam melakukannya dan memperhatikan kondisi yang memungkinkan. Selain memastikan kondisi jalan aman, kita juga perlu memperhatikan kemampuan pengereman.

Kecepatan tinggi membutuhkan sistem pengereman yang handal untuk meredam kecepatan dengan sempurna. Untuk menjaga sistem pengereman tetap dalam kondisi baik, perawatan berkala sangat diperlukan. Berikut adalah beberapa komponen yang perlu diperiksa secara rutin.

1. Cek Kampas Rem Secara Berkala

Kampas rem adalah salah satu komponen penting dalam sistem pengereman. Pastikan untuk rutin memeriksa kondisi kampas rem dan menggantinya dengan yang berkualitas jika ketebalan mulai menipis. Jangan anggap rem yang aus sebagai masalah sepele, karena hal ini dapat mengurangi efektivitas pengereman Anda.

2. Minyak Rem, Jangan Sampai Terlupakan!

Salah satu hal yang sering diabaikan oleh banyak pengendara adalah minyak rem. Kita seringkali lupa untuk mengganti minyak rem selama bertahun-tahun. Padahal, kondisi minyak rem yang buruk dapat mengakibatkan sistem pengereman yang tidak berfungsi dengan baik.

Idealnya, minyak rem perlu dikuras dan diganti setiap 20.000-25.000 km atau sekitar 2 tahun sekali. Pastikan untuk memilih minyak rem berkualitas, seperti Deltalube 797 Super Brake Fluid. Minyak rem ini tersedia dalam dua pilihan, yaitu DOT 3 dan DOT 4.

Kelebihan Minyak Rem Deltalube 797 Super Brake Fluid

Deltalube 797 Super Brake Fluid memiliki beberapa kelebihan yang perlu diperhatikan. Pertama, minyak rem ini tidak mudah menguap dalam suhu tinggi. Selain itu, minyak rem ini juga memiliki resistensi yang tinggi terhadap air, sehingga dapat menjaga kinerja sistem pengereman Anda.

Selain itu, minyak rem Deltalube 797 Super Brake Fluid juga tidak bersifat korosif dan tidak merusak komponen karet dalam sistem pengereman. Titik didih minyak rem Deltalube 797 Super Brake Fluid DOT 3 mencapai 148°C, sedangkan DOT 4 mencapai 165°C.

Cocok untuk Sistem Rem Cakram dan ABS

Minyak rem Deltalube 797 Super Brake Fluid sangat cocok digunakan untuk sistem rem cakram dan teromol. Selain itu, Deltalube 797 Super Brake Fluid DOT 4 juga cocok untuk sistem pengereman ABS (anti-lock braking system).

Baca Juga : Gagal Rem pada Sepeda Motor: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Ketika berkendara dengan kecepatan tinggi, kita harus memastikan bahwa semua komponen pengereman dalam kondisi baik. Melakukan perawatan dan pemeriksaan berkala sangat penting untuk menjaga kinerja sistem pengereman sepeda motor Anda. Jangan lupa untuk memeriksa kampas rem secara rutin dan menggantinya jika sudah aus. Selain itu, jangan lupa untuk mengganti minyak rem dengan yang berkualitas, seperti Deltalube 797 Super Brake Fluid, setiap 20.000-25.000 km atau 2 tahun sekali. Dengan melakukan perawatan yang baik, Anda dapat berkendara dengan aman dan nyaman, serta menjaga kinerja pengereman sepeda motor Anda.

Mau Performa Motor Tetap Maksimal? Jangan Lupakan Perawatan Radiator

Radiator adalah salah satu komponen penting dalam motor matik, bebek, dan sport. Radiator berperan dalam menjaga suhu mesin agar tetap stabil, sehingga performa mesin tetap optimal. Meskipun banyak motor dilengkapi dengan sistem pendinginan cairan atau radiator, tidak semua pemilik motor memahami cara merawatnya dengan baik. Dalam artikel ini, kami akan memberikan tips dan trik tentang bagaimana merawat radiator motor Anda agar tetap dalam kondisi prima.

Pentingnya Perawatan Radiator

Radiator merupakan jantung dari sistem pendinginan mesin motor. Sistem ini bekerja dengan cara menghilangkan panas yang dihasilkan oleh mesin melalui cairan coolant yang beredar di dalamnya. Jika radiator tidak terawat dengan baik, suhu mesin bisa naik secara drastis dan berpotensi menyebabkan overheat, yang pada akhirnya dapat merusak mesin dan mengakibatkan mogok. Oleh karena itu, perawatan radiator adalah langkah penting yang harus dilakukan oleh setiap pemilik motor.

Ganti Coolant secara Berkala

Salah satu aspek penting dalam merawat radiator motor adalah mengganti coolant secara berkala. Penggantian coolant perlu dilakukan sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam buku servis motor Anda. Umumnya, disarankan untuk mengganti coolant setiap 3 tahun atau setelah motor menempuh jarak sekitar 36.000 km.

Penting untuk menghindari penggunaan air biasa sebagai pengganti coolant. Air biasa memiliki titik didih yang rendah dan dapat menyebabkan karat pada sistem pendinginan. Sebaiknya, gunakan produk cairan coolant berkualitas yang mengandung ethylene glycol yang sesuai. Sebagai rekomendasi, Anda bisa memilih Deltalube 306 Radiator Coolant. Produk ini diformulasikan khusus dengan ethylene glycol sebanyak 50% yang cocok untuk iklim tropis seperti Indonesia. Dengan titik didih sekitar 137°C, Deltalube 306 Radiator Coolant akan menjaga suhu mesin tetap stabil.

Bersihkan Kisi-Kisi dan Sirip Radiator

Kisi-kisi atau sirip pendingin radiator perlu dibersihkan secara berkala. Kotoran, debu, atau serangga yang menempel pada kisi-kisi radiator dapat menghambat aliran udara, mengurangi efisiensi pendinginan, dan meningkatkan risiko overheat. Namun, perlu berhati-hati dalam membersihkannya agar tidak merusak sirip pendingin tersebut.

Hindari penggunaan cover atau pelindung radiator yang menutupi sebagian besar area radiator, karena hal ini dapat mengganggu kinerja pendinginan. Akibatnya, motor Anda bisa mengalami overheat dan performanya akan menurun bahkan hingga mogok. Pastikan juga untuk memeriksa kipas radiator. Kipas radiator biasanya akan menyala otomatis ketika suhu mencapai lebih dari setengah level indikator. Namun, jika kipas radiator tidak berfungsi dengan baik bahkan ketika suhu sudah mencapai tingkat panas penuh, kemungkinan ada kerusakan pada sistem tersebut. Potensi kerusakan meliputi sensor suhu, relay, dan motor kipas radiator.

Baca juga : Cara Mengatasi Masalah Cairan Radiator yang Bercampur dengan Oli Mesin

Merawat radiator motor dengan baik adalah langkah penting dalam menjaga performa mesin dan mencegah overheat yang dapat merusak mesin. Ganti coolant secara berkala sesuai petunjuk pada buku servis motor Anda, dan pastikan Anda menggunakan coolant berkualitas seperti Deltalube 306 Radiator Coolant. Selain itu, bersihkan kisi-kisi dan sirip radiator secara teratur untuk menjaga aliran udara yang optimal. Dengan perawatan yang baik, radiator motor Anda akan selalu dalam kondisi prima dan siap mendukung perjalanan Anda dengan performa yang optimal.

Jangan Gegabah, Berikut Cara Memilih Oli Mesin yang Tepat

Banyaknya merek dan jenis oli mesin di pasaran, kadang membuat konsumen jadi bingung ketika harus memilih. Apalagi jika kita hanya pasrah dengan mekanik, yang juga belum tentu bisa memberikan pilihan terbaik untuk kendaraan ini. Ditambah lagi maraknya oli palsu yang bisa membuat mesin kita jadi rusak karena isinya yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Sebelum mengetahui cara memilih oli mesin yang bagus, tidak ada salahnya bagi Anda untuk mengetahui apa saja fungsi oli mesin. Kebanyakan dari pengendara, hanya menganggap oli sebagai cairan pelumas. Namun, pada kenyataanya oli memiliki peranan penting lain seperti pendingin, pencegah karat, dan pembersih mesin dari deposit. Lalu, Bagaimana cara memilih oli mesin yang tepat untuk kendaraan kita?

Buku Manual

Produsen kendaraan sudah memikirkan yang terbaik untuk kendaraan kita, misalnya spesifikasi oli mesin. Untuk mengetahuinya, silakan cek buku manual kendaraan kita. Disitu tertera spesifikasi oli seperti kekentalan atau nilai SAE dan juga kelas atau API Service dari oli tersebut. Kita disaranakan untuk mengikuti acuan dari pabrikan, khususnya untuk nilai kekentalan. Jika ingin mengganti kekentalan, misalnya lebih encer agar performa mesin lebih baik, sebaiknya tidak terlalu jauh dari rekomendasinya. Misalnya rekomendasinya adalah 10W-40 sebaiknya bisa dicoba ke 10W-30 atau 5W-30 dan jangan terlalu ekstrem ke 0W-20.

Oli Mineral atau Oli Sintetik

Oli mineral dan oli sintetik memiliki karateristik dan fungsi yang berbeda untuk kendaraan. Oli sintetik merupakan oli dengan modifikasi struktur kimia, sedangkan oli mineral merupakan hasil penyulingan langsung. Biasanya oli sintetik juga digunakan untuk mobil keluaran terbaru dengan teknologi canggih seperti katup variabel, turbocharger, dan bahkan hybrid. Sementara oli mineral akan lebih cocok pada mesin generasi terdahulu yang lebih konvensional.

Sebenarnya tidak diharamkan bagi mobil dengan mesin konvensional menggunakan oli sintetik. Hanya saja manfaat yang didapat bisa jadi tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Karena oli sintetik tentu memiliki harga yang lebih mahal dari oli mineral.

Baca juga : Mengapa Oli Sintetik? Lihat Kelebihannya

Kembali ke atas