nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » dan

Tag: dan

Mengenal Perbedaan Oli Dan Gemuk Lumas

Secara fungsi dasar oli dan gemuk lumas (grease) tidak memiliki perbedaan, yaitu sama-sama melumasi komponen sehingga dapat mengurangi gesekan yang terjadi. Tetapi untuk lebih detail, oli dan gemuk lumas memiliki perbedaan yang cukup banyak.

Untuk oli berdasarkan fungsinya digunakan untuk melumasi komponen mobil yang bagian atau ruang tertutup yakni mesin, transmisi dan gardan. Sepeti Deltalube Daily dan Adventure, atau Deltalube 799 ATF. Sementara untuk gemuk lumas seperti Deltalube 056 General Purpose Grease, biasa digunakan pada komponen kendaraan yang terbuka yakni bagian sasis dan kaki-kaki kendaraan.

Dilihat dari fisiknya juga berbeda. Oli adalah pelumas yang berbentuk cair, sedangkan gemuk lumas (grease) adalah pelumas yang berbentuk padat. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi karena gemuk lumas menggunakan aditif thickener (pengental) untuk mendukung fungsi kerjanya.

Thickener adalah material kombinasi antara beberapa pelumas pilihan lain yang dapat menghasilkan struktur yang lebih solid atau semifluid. Umumnya, aditif gemuk lumas adalah bahan yang mengandung anti karat dan korosi karena ada anti oksidan, anti air, bahan yang mampu bertahan pada tekanan tinggi, dan bahan untuk mengurangi gesekan antara komponen mesin satu dengan yang lain.

Baca Juga : Bahaya Bearing Roda Mobil Rusak

Mengenai kandungannya, oli memiliki komposisi based oil 90% yang ditambahkan beberapa aditif sekitar 10% berdasarkan fungsinya. Sedangkan gemuk lumas memiliki komposisi base oil sekitar 80 – 85%, ditambah aditif 5 -10% serta pengental antara 10 -15%.

Gemuk lumas dan oli adalah dua pelumas yang tidak dapat saling menggantikan. Terutama pada area kerjanya. Gemuk lumas biasanya digunakan pada area mesin yang lebih sering dihidupkan dan dimatikan. Juga biasa digunakan pada komponen mesin yang bekerja pada kondisi yang ekstrem seperti pada temperatur tinggi, tekanan yang tinggi, beban impak yang tinggi dan mesin yang berjalan dalam kecepatan lambat tapi dengan beban besar. Keuntungan yang didapat dengan menggunakan gemuk lumas adalah tidak perlu memantau fluid level.

Mengenal Pelumasan Mesin 2 Tak dan 4 Tak

Secara prinsip, kerja mesin 2 dan 4-tak (langkah) memiliki cara yang sama, yakni ada proses langkah hisap atau intake, kompresi, tenaga, hingga pembuangan (exhaust). Perbedaan motor 2-tak dan 4-tak yang paling sederhana adalah langkah kerja pistonnya.

Motor dengan mesin 2-tak, siklus pembakaran yang terjadi di dalam mesin dilakukan dalam dua langkah piston. Sementara  mesin 4-tak, membutuhkan 4 langkah piston untuk setiap siklus pembakaran yang terjadi. Oleh karena itu, kedua jenis mesin motor ini juga kerap disebut dengan mesin 2 langkah dan mesin 4 langkah.

Kedua mesin ini perlu oli mesin. Tapi mesin 2-tak memerlukan oli samping untuk melumasi beberapa komponen mesin. Oli samping melumasi piston, silinder dan kruk as. Karena dicampur dengan bahan bakar baik manual atau pakai wadah dan pompa oli, oli samping ini ikut terbakar di ruang bakar.

Sedangkan oli mesin bertugas melumasi transmisi dan kopling karena ruang engkolnya terpisah. Sedangkan mesin 4-tak tidak membutuhkan oli mesin samping, karena oli mesin sudah ditampung dalam bak engkol. Jadi untuk oli mesin sama saja antara 2 dan 4-tak, bisa tukar pakai. Yang penting viskositas dan kualitasnya harus sesuai.

Baca juga : Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Pada mesin motor, selain spesifikasi API dan SAE, biasanya ada pula tertulis JASO (Japan Automobile Standard Organization) sebagai standarisasi dari Jepang karena mayoritas motor di Indonesia berasal dari negara itu.

Pada oli mesin motor 4-tak, JASO menerbitkan JASO MA (MA, MA1 dan MA2) dan MB. Kode MA adalah oli mesin yang didesain untuk motor dengan kopling basah. Sementara MB untuk motor dengan kopling kering. Pada oli motor 2-tak, JASO menerbitkan JASO FA, FB, FC dan FD.

Mengenal Bore-up dan Stroke-up Mesin Motor

Tidak sedikit pemilik motor yang kurang puas dengan performa mesin standar bawaan pabrik. Berbagai cara dilakukan agar performa mesin motor meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk meningkatkan tenaga, seperti mengubah sistem ignition, mengoptimalkan saluran masuk dan keluar, serta meningkatkan volume silinder.

Nah, meningkatkan volume silinder mesin ini kerap menjadi pilihan agar mesin motor mudah mengail performa tinggi. Langkah modifikasi mesin motor ini dapat dicapai dengan dua cara.

Bore-up

Bore up memiliki arti memperbesar ukuran diameter piston mesin. Bore up umumnya dilakukan untuk meningkatkan kapasitas mesin yang berujung pada peningkatan performa mesin.

Beberapa pabrikan motor menyediakan piston pengganti khusus untuk piston orisinal yang lebih besar, biasanya disebut piston oversize yang lubang maksimumnya ditingkatkan maksimum 0,3 mm. Di lain sisi, beberapa pabrikan lain tidak menyediakan suku cadang untuk oversize tersebut. Sehingga jika ingin bore up harus menggunakan suku cadang milik motor lain.

Dengan melakukan bore-up, hasil yang didapat berupa tenaga lebih responsif dan kecepatan dan akselerasi lebih cepat. Di lain sisi, berpotensi membuat piston rentan jebol dan mesin cepat overheat.

Baca Juga : Oli Mesin Terbaik Untuk Mesin Motor Bore-up

Stroke-up

Yang dimaksud dengan stroke-up adalah menambah panjang langkah piston (stroke) dari sebelumnya pendek menjadi sedikit lebih Panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah big end piston atau poros engkol piston yang ada di kruk as sehingga jarak langkah piston menjadi bertambah jauh. Baik jarak piston ke titik mati atas (TMA) semakin tinggi dan juga jarak piston ke titik mati bawah (TMB) berkurang. Oleh karena itu, jika hanya mengubah connecting rod (con rod) atau setang piston dengan ukuran lebih panjang, tidak mengubah stroke.

Melakukan stroke up dapat meningkatkan torsi mesin dan bisa dilakukan dengan cara ini. Dengan memotong dan menggeser posisi poros big end con rod lebih jauh dari posisi kruk as, memasang pen stroker produk aftermarket, atau  memasang kruk as utuh dari milik mesin motor lain.

Sejarah dan Perkembangan Mesin Diesel

Untuk sampai ke tahap modern, mesin diesel telah mengalami perjalanan yang cukup Panjang dalam evolusinya. Yuk intip sejarah dan perkembangan mesin diesel hingga kini.

Rudolf diesel

Mesin Diesel pertama kali ditemukan oleh seorang insinyur berkebangsaan Jerman Bernama Rudolf Christian Karl Diesel pada tahun 1892. Namun ia menerima patennya pada tanggal 23 Februari 1893.

Misi awal yang diinginkan Rudolf Diesel adalah membuat sebuah mesin yang dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar, termasuk debu batu bara. Rudolf Diesel mempertunjukan kehebatan ciptaannya pada Exposition Universelle (pameran dunia) dengan menggunakan bahan bakar minyak kacang (biodiesel) di tahun 1900.

 

PERKEMBANGAN MESIN DIESEL

1892

Mesin Diesel pertama kali ditemukan oleh Rudolf Christian Karl Diesel. Ia menerima patennya pada tanggal 23 Februari 1893.

1910

Mulanya mesin ini digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910 mesin diesel digunakan untuk kapal laut, lokomotif, pembangkit listrik, dan peralatan berat lainnya.

1922

Mesin diesel mulai diaplikasikan untuk kendaraan. Tepatnya sebuah traktor pertanian buatan Benz Sohne, diikuti tahun berikutnya oleh Man-Benz pada truk ciptaannya. Tekanan bahan bakarnya adalah 100 bar.

1927

Mesin diesel mulai dipakai sebagai jantung pacu pada mobil penumpang buatan Stoewer. Pada Tahun yang sama, Bosch pun membuat pompa injeksi dan nosel pertama untuk mesin truk dengan tekanan lebih dari 100 bar.

1975

Di tahun ini pompa injeksi dengan VE distributor mampu menghasilkan tekanan bahan bakar sebesar 300 bar.

1989

Audi menerapkan teknologi pompa injeksi axial. Tekanan bahan bakar yang dihasilkan mencapai 900 bar. (Audi 100 TDI, 1989)

1997

Teknologi common-rail diterapkan pada Alfa Romeo 156 2.4 JTD. Tekanan bahan bakarnya jauh meningkat, jadi 1.350 bar.

1998

Pompa injeksi radial VP 44 ditemukan. Salah satu mobil yang menggunakannya adalah BMW 320d. Tekanan bahan bakarnya mencapai 1.500 – 1.750 bar. Di tahun yang sama, tekanan bahan bakar VW Passat TDI, bahkan mencapai 2.050 bar.

2003

Teknologi injektor Piezo pertama kali diterapkan pada Audi A6 3.0 TDI. Tekanan bahan bakarnya berada di angka 2.000 – 2.500 bar.

2014

Common-rail CRS3-25 tersedia di mobil produksi massal sejak 2014. Tekanan bahan bakarnya mencapai lebih dari 2.500 bar.

Baca Juga : Jenis-jenis Mesin Diesel yang Ada Hingga Kini

Setelah sampai ke taraf modern, kebutuhan akan oli mesin diesel juga butuh penyesuaian. Tidak lagi bisa menggunakan oli mesin diesel yang biasa-biasa saja. Deltalube Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4, juga sudah compatible untuk mesin diesel dengan teknologi Exhaust Gas Recirculation (EGR). Selain itu, Deltalube Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4 juga sangat cocok dengan mesin yang menggunakan bahan bakar rendah sulfur.

Kelebihan Mesin Diesel dan Kekurangannya

Di dunia ini tidak ada yang sempurna, segala sesuatu pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Tidak terkecuali dengan mesin diesel. Dibandingkan dengan mesin bensin, hybrid dan elektrik, sudah pasti punya kelebihan dan kekurangan.

Lalu apa saja kelebihan dan kekurangannya mesin diesel ? Yuk kita intip sama-sama.

KELEBIHAN MESIN DIESEL

Torsi

Mesin diesel perlu mengompresi udara banyak, agar tercipta panas tinggi untuk pembakaran. Untuk itu, langkah pistonnya harus panjang. Hal ini berdampak kepada torsi besar karena lengan kuasa panjang dari titik big end crankshaft.

Hemat Bahan Bakar

Rantai karbon bakar diesel lebih panjang dari bahan bakar bensin. Akibatnya, bahan bakar diesel 20% lebih kaya energi. Karena energi bahan bakar besar, daya ledaknya juga jadi lebih baik.

Selain itu, mesin diesel bisa bekerja pada perbandingan bahan bakar dan udara yang sangat besar. Bisa mencapai 80:1 (80 molekul udara:1 molekul bahan bakar).

KEKURANGAN MESIN DIESEL

Getaran dan Suara Mesin

Mesin diesel terkenal punya getaran dan suara mesin yang lebih besar. Ini adalah dampak dari tingginya rasio kompresi mesin diesel.

Kalibrasi injektor

Kandungan sulfur di bahan bakar diesel, berpotensi menutup lubang-lubang nozzle injektor. Untuk itu, injektor mesin diesel perlu dibersihkan dan kalibrasi secara berkala untuk menjaga performa mesin.

Emisi karbon

Salah satu penyusun udara adalah oksigen dan nitrogen. Suhu ruang bakar mesin diesel yang lebih tinggi, berpotensi tinggi mengubah nitrogen jadi gas berbahaya NOx. Kandungan sulfur juga menyebabkan emisi sulfur dioksida.

Baca Juga : Mengenal Uji Emisi Kendaraan

Tentu ada cara untuk menutupi kekurangan tersebut di atas, salah satunya merawat kendaraan diesel. Dalam merawat kendaraan oli mesin diesel menjadi poin penting agar mesin selalu bekerja optimal.

Deltalube Daily 757 Premium Diesel Oil SAE 15W-40 API CI-4 memiliki kelebihan tingkat oksidasi yang stabil di suhu tinggi, sehingga mampu mencegah pengentalan oli akibat penguapan. Perlindungan maksimal terhadap gesekan dan keausan, yang mampu menjaga keawetan komponen mesin.

Perbedaan Mesin 2-tak dan 4-tak Di Bagian Ini Jelas Terlihat

Untuk biker lawas, tentu tidak asing dengan motor bermesin 2-tak. Para produsen motor banyak meluncurkan mesin “ngebul” di medio tahun 50-an sampai 2000-an awal. Namun seiring waktu, para produsen motor beralih ke mesin 4-tak dengan pertimbangan lebih ramah lingkungan dibandingkan mesin 2-tak.

Walau begitu, mesin 2-tak akhir-akhir ini malah sering terlihat di jalan. Banyak para biker yang ingin bernostalgia akan kajayaan mesin 2-tak. Mulai dari motor bebek sampai motor sport.

Lantas sudah tahu belum, perbedaan mesin 2-tak dan 4-tak?

Istilah mesin 2-tak dan 4-tak memang terdengar umum di masyarakat Indonesia. Aslinya adalah 2-takt atau 4-takt yang dalam Bahasa Belanda artinya stroke atau Langkah.

Kasat mata, bisa dilihat dari asap yang keluar dari knalpot. Motor 2-tak banyak mengeluarkan asap dari knalpotnya alias lebih ngebul. Hal ini terjadi karena efek dari oli samping.

Namun mesin 4-tak juga bisa terlihat ngebul apabila mesin sudah tidak normal akibat masuknya pelumas atau oli masuk ke ruang bakar.

Perbedaan besarnya ada pada jumlah Langkah yang diperlukan dalam satu siklus pembakaran yakni 2 dan 4 langkah. Dalam satu siklus mesin 4-tak, ada langkah hisap->kompresi->bakar->buang.

Sedangkan di motor 2-tak, langkah hisap dan buang terjadi bersamaan saat piston bergerak ke bawah (TMB). Sedangkan langkah kompresi dan bakar terjadi bersamaan saat piston bergerak ke atas (TMA).

Akibat siklus yang lebih singkat untuk menghasilkan tenaga, biasanya mesin 2-tak punya keunggulan lebih responsif saat akselerasi. Namun ada konsukuensinya, yakni bahan bakar jadi lebih boros.

Komponen yang ada pada mesin 2-tak juga lebih sedikit. Pada mesin ini tidak ada klep in dan out hingga noken as. Bahan bakar masuk lewat inlet port (saluran hisap) dan transfer port (saluran transfer).

Sedangkan pada mesin 4-tak, bahan bakar masuk lewat klep in yang diatur bukaannya oleh noken as.

Baca Juga : Mengenal Pelumasan Mesin 2 Tak dan 4 Tak

Dalam hal pelumasan, mesin 4-tak hanya menggunakan satu jenis oli mesin saja. Sedangkan pada mesin 2-tak dibutuhkan oli samping. Fungsinya untuk melumasi piston, ring piston, kruk as, bearing kruk as. Oli ini ikut terbakar di ruang bakar.

Sekarang sudah jelas kan?

Perbedaan Oli Mineral dan Oli Sintetik, Jangan keliru

Berbicara soal oli mesin, hal utama yang paling sering diperbincangkan adalah soal jenisnya. Mineral atau sintetik? Sebagian besar langsung menganggap bahwa oli sintetik lebih unggul dari oli mineral. Tapi belum banyak yang tahu, apa sih perbedaan oli mineral dan oli sintetik. Berikut adalah penjelasannya.

Secara umum, oli mesin terdiri dari dua komponen utama. Base oil dan aditif. Base oil adalah unsur utama dari oli. Sementara aditif adalah zat untuk meningkatkan performa atau karakteristik tertentu dari oli. Atau bisa juga menambahkan sifat tertentu yang diinginkan dalam oli.

Base oil secara umum terbagi menjadi tiga jenis. Mineral, sintetik, dan vegetable oil. Namun pada kesempatan ini, kami hanya akan membahas perbedaan mineral dan sintetik saja. Mulai dari base oil jenis mineral. Base oil mineral menggunakan bahan dasar dari minyak bumi yang dimurnikan. Base oil mineral dibagi menjadi 2 jenis, mineral parafin dan mineral nafta.

Base oil mineral jenis parafin lebih unggul dari mineral nafta, karena punya nilai viscosity index yang lebih tinggi dan punya nilai kemurnian yang lebih baik. Hal itu sebabnya, jenis oli mineral parafin lebih umum digunakan sebagai oli mesin mobil atau motor. Sementara oli mineral nafta, umumnya dipakai untuk oli mesin pendingin dan oli kompresor.

Baca Juga : Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Kemudian kita beranjak ke oli sintetik. Base oil sintetik sejatinya adalah cairan yang dibuat manusia melalui serangkaian proses polimerisasi. Jadi base oil sintetik bukan merupakan proses pemurnian langsung dari minyak bumi. Oli sintetik juga terbagi menjadi banyak jenis. Yang paling umum adalah polyalphaolefin (PAO). Kemudian ada diester dan polyol ester, lalu phosphate ester, polyalkylene glycol, dan terakhir silicone. Karena buatan manusia, base oil sintetik bisa diatur untuk memiliki karakteristik tertentu. Misalnya jenis phosphate ester yang tahan api, atau diester dan polyol ester yang tidak beracun dan mudah terurai di alam.

Kelebihan dan Kekurangan Oli Sintetik

Soal perawatan kendaraan, tentu kita harus pilih produk terbaik. Tidak terkecuali dengan oli mesin. Penggunaan oli mesin terbaik, tentu akan berdampak positif pada performa, efisiensi, dan keawetan mesin. Saat dihadapkan pada pilihan oli mesin, kita biasanya akan bingung soal oli mineral atau oli sintetik?

Oli sintetik punya harga jual yang lebih tinggi dibanding dengan oli mineral.

Tapi apa oli sintetik yang lebih mahal, adalah pilihan terbaik untuk kendaraan kita? Berikut ini, akan kami ulas kelebihan dan kekurangan oli sintetik.

Oli sintetik punya kelebihan dari titik didihnya lebih tinggi dari oli mineral, sehingga lebih tahan api dan lebih stabil di suhu sangat tinggi. Kemudian oli sintetik juga punya titik tuang yang lebih rendah dari oli mineral, sehingga lebih mudah mengalir saat suhu sangat rendah. Oli sintetik juga lebih cenderung memiliki stabilitas oksidasi yang lebih baik.

Kemudian oli sintetik tingkat friksi yang lebih rendah dari oli mineral. Selanjutnya, oli sintetik juga memiliki kandungan natural detergensi, yang mampu mencegah timbunan deposit pada internal mesin.

Tapi dibalik kelebihannya, oli sintetik juga punya beberapa kekurangan. Yang pertama adalah harga base oil sintetik yang mahal, sehingga berdampak pada harga jualnya yang lebih tinggi dari oli mineral. Selanjutnya, oli sintetik berbahan phosphate ester mempunyai potensi beracun. Kemudian, aditif pada oli sintetik juga berpotensi lebih sulit untuk tetap tercampur dengan base oilnya.

Oli sintetik juga berpotensi membuat seal pada komponen mesin mengerut atau melonggar. Oli sintetik berbahan dasar ester juga berpotensi rusak, jika tercampur air. Terakhir, bagi yang sering campur campur oli, oli sintetik juga terkenal tidak disarankan untuk tercampur dengan oli mineral, ataupun oli sintetik merek lain.

Baca Juga : Perbedaan Oli Mineral dan Oli Sintetik, Jangan keliru

Meski oli sintetik lebih unggul, bukan berarti oli sintetik tidak layak dipilih. Oli mineral juga sudah lebih dari cukup, untuk penggunaan sehari hari. Apalagi oli mineral berjenis parafin, yang memiliki tingkat kemurnian baik, rendah kadar aromatic, dan punya nilai viscosity index yang tinggi seperti oli Deltalube.

Ini Kelebihan dan kekurangan mesin 2 Tak

Masih membahas soal mesin dua Langkah alias mesin 2-tak yang belakangan ini sedang naik daun, para pencinta roda dua pasti sudah tidak sabar untuk menebus motor idaman bermesin “ngebul” ini. Dalam hal membeli kendaraan, pasti butuh pertimbangan matang-matang sebelum meminangnya. Jadi alangkah baiknya sebelum membeli, mencari tahu kelebihan dan kekurangan mesin 2-tak terlebih dahulu.

Sekilas mengulas perbedaan antara mesin 2-tak dan 4-tak, perbedaan besarnya terletak pada jumlah Langkah yang diperlukan dalam satu siklus pembakaran yakni 2 dan 4 langkah. Dalam satu siklus mesin 4-tak, ada langkah hisap->kompresi->bakar->buang.

Sedangkan di motor 2-tak, langkah hisap dan buang terjadi bersamaan saat piston bergerak ke bawah (TMB). Sedangkan langkah kompresi dan bakar terjadi bersamaan saat piston bergerak ke atas (TMA).

Kekurangan

Mesin 2-tak membutuhkan dua Gerakan piston yakni saat naik dan turun untuk menghasilkan tenaga. Hal ini membuat proses masuk bahan bakar ke ruang cylinder lebih cepat, otomatis membutuhkan asupan bahan bakar yang lebih banyak. Akibat siklus tersebut mesin 2-tak lebih boros bahan bakar ketimbang mesin 4-tak.

Berikutnya adalah suhu mesin yang lebih cepat panas. Hal ini disebabkan oleh posisi lubang buang mesin 2-tak berada di cylinder atau boring.

Terakhir adalah yang membuat mesin 2-tak mendapat predikat “ngebul”.

Mesin 2-tak dibutuhkan oli samping. Fungsinya untuk melumasi piston, ring piston, kruk as, bearing kruk as. Oli ini ikut terbakar di ruang bakar. Kasat mata, bisa dilihat dari asap yang keluar dari knalpot. Motor 2-tak banyak mengeluarkan asap dari knalpotnya alias lebih ngebul. Oleh sebab itu, mesin 2-tak sudah tidak diproduksi lagi karena memang bertentangan dengan misi para produsen kendaraan yang ingin mengeluarkan produk yang ramah lingkungan.

Baca Juga : Mengenal Pelumasan Mesin 2 Tak dan 4 Tak

Kelebihan

Kelebihan pertama dari mesin 2-tak yakni memiliki output tenaga yang lebih besar ketimbang mesin 4-tak. Kapasitas mesin 4-tak yang lebih besar dari 2-tak, namun dari sisi tenaga yang dihasilkan tidaklah lebih besar.

Berikutnya, mesin 2-tak terkenal lebih responsif ketimbang mesin 4-tak. Hal ini terjadi karena mesin 2-tak hanya membutuhkan dua Langkah dalam satu silkus untuk menghasilkan tenaga.

Tidak melulu soal tenaga yang dihasilkan, kelebihan mesin 2-tak juga terletak pada konstruksi mesinnya yang lebih sederhana. Komponen yang ada pada mesin 2-tak juga lebih sedikit. Pada mesin ini tidak ada klep in dan out hingga noken as. Bahan bakar masuk lewat inlet port (saluran hisap) dan transfer port (saluran transfer). Otomatis bobotnya juga lebih ringan dibandingkan dengan mesin 4-tak.

Kompensasi dari konstruksi mesin yang sederhana dari mesin 2-tak juga jadi keunggulan. Dengan begitu mesin ini lebih mudah dalam hal perawatan. Karena di mesin ngebul ini tidak perlu setel klep atau ganti filter oli dalam perawatannya.

Pembagian Grup Base Oil,Bukan Cuma Mineral dan Sintetik

Seperti telah kita ketahui bersama, oli mesin terdiri dari dua komponen utama yaitu base oil dan aditif. Secara umum base oil terbagi dalam dua jenis, yaitu mineral dan sintetik. Tapi teryata, base oil mineral dan base oil sintetik juga terbagi menjadi beberapa grup.

Hingga saat ini, American Petroleum Institute membagi base oil menjadi 5 grup. Apa saja itu?

Base Oil Grup 1

Base oil grup 1 adalah base oil pada produk oli mesin terdahulu. Proses pemurnian grup 1 bisa dibilang yang paling sederhana dengan teknik solvent-refining. Pemurnian jenis ini mampu menghilangkan struktur kimia lemah. Base oil grup 1 biasanya berwarna kuning hingga kuning kecoklatan, karena masih mengandung sulfur, nitrgoren, dan struktur ring. Base oil grup 1 biasanya mempunyai nilai viscosity index 90-105.

Base Oil Grup 2

Base oil grup 2 menggunakan teknologi pemurnian hydrotreating. Gas hidrogen dipergunakan untuk menghilangkan komponen yang tidak diinginkan pada minyak mentah. Hasil dari proses ini adalah base oil yang lebih bening dan tidak berwarna, karena kandungan sulfur, nitrgoren, dan struktur ring yang sangat rendah. Base oil grup 2 biasanya mempunyai nilai viscosity index diatas 100. Base oil grup 2 adalah yang umum digunakan pada oli mesin kendaraan bermotor.

Base Oil Grup 3

Base oil grup 3, sejatinya masih menggunakan teknologi pemurnian hydrotreating. Tapi, proses hydrotreating yang dilakukan di base oil grup 3, lebih kuat dan dilakukan pada temperatur yang lebih tinggi. Hasilnya, base oil grup 3 menjadi lebih bening dan lebih tahan oksidasi. Base oil grup 3 mempunyai nilai viscosity index diatas 120. Base oil grup 1 sampai 3, masih digolongkan oli mineral.

Baca Juga : Mengenal Klasifikasi Oli Mesin Bensin Menurut API

Base Oil Grup 4

Base oil grup 4 sudah masuk kategori sintetik karena sudah bukan dari pemurnian minyak bumi. Base oil grup 4 berjenis polyalphaolefin (PAO). Polyalphaolefin adalah bahan kimia yang dibuat 100% di pabrik, dan bukan dari proses pemurnian minyak bumi. Base oil grup 4 mempunyai nilai viscosity index jauh diatas 120. Base oil grup 4 juga punya harga yang lebih tinggi dibanding base oil grup 3, karena proses pembuatannya yang lebih kompleks.

Base Oil Grup 5

Base oil grup 5 adalah base oil lain yang tidak termasuk pada base oil grup 1 sampai grup 4. Base oil berbahan synthetic esters, polyalkylene glycols (PAG), phosphate esters masuk ke kategori base oil grup 5.

Kembali ke atas