nidebo.us

media informasi permainan game online yang seru

Home » Berkendara

Tag: Berkendara

Waspada Gejala Fatigue Saat Berkendara

Tubuh manusia punya batasan untuk melakukan aktifitas. Saat sudah mencapai batas, maka timbul gejala fatigue atau kelelahan. Pun begitu dengan berkendara, setelah melakukan aktifitas rutin seperti berkerja, lalu harus berkendara untuk sampai dirumah. Dibutuhkan stamina yang baik agar tidak terkendala fatigue.

Sialnya, fatigue adalah salah satu penyebab terjadinya kecelakaan yang paling sering terjadi di jalan raya. Fatigue dapat menyebabkan sopir kehilangan kewaspadaan, lebih parah lagi pengemudi mengalami micro sleep atau tidur sekejap.

Fatigue atau kelelahan bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah faktor kurang tidur. Periode tidur yang kurang dan sudah terakumulasi bisa sangat berbahaya.

Faktor kedua yakni aktifitas secara terus menerus tanpa istirahat. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tubuh manusia memiliki Batasan. Jangan remehkan aktifitas kerja yang hanya di depan komputer saja, tanpa disadari aktifitas tersebut menguras pikiran yang juga membuat tubuh merasa kelelahan. Belum lagi ditambah stress akan pekerjaan yang dilakukan.

Tanda-tanda mengalami fatigue sata berkendara bisa dikenali. Mengantuk adalah tanda utama pengemudi mengalami kelelahan, seringnya frekuensi menguap bisa menjadi indikasi. Bila tanda-tanda tersebut sudah datang, sebaiknya menepi dan beristirahat. Pengemudi yang fatigue kerap kehilangan kewaspadaan sehingga sulit merespon kemudi, misalnya tidak dapat mempertahankan jalur atau berjalan lurus dengan baik.

Baca Juga : Tips Menyetir Mobil Jarak Jauh yang Aman dan Nyaman

Tidak ada cara lain untuk mengatasi fatigue atau kelelahan saat berkendara selain istirahat. Bila akan melakukan perjalanan jauh, pastikan untuk tidur secara optimal di malam sebelumnya. Biasakan berkendara pada jam biologis tubuh, umumnya dilakukan pada pagi hari. Saat berkendara, sempatkan setiap 2-3 jam sekali untuk beristirahat untuk sekadar meluruskan kaki atau makan dan minum. Hal ini dirasa ampuh untuk mengembalikan stamina yang sudah menurun.

Melakukan peregangan juga penting untuk mengembalikan kondisi tubuh ke level ideal. Ketika beristirahat ada baiknya melakukan pergangan sederhana meliputi bagian kaki, tangan serta leher. Berkendara terlalu lama dapat menyebabkan rasa kaku yang berujung pada ketidaknyamanan.

Begini Cara Berkendara Aman di Jalan Tol

Jalan bebas hambatan alias jalan tol memang selalu menjadi pilihan agar lebih cepat sampai tujuan. Di atas kertas, ketika lewat jalan tol, mobil bisa melaju lebih cepat ketimbang jalan biasa. Namun jalan tol juga bisa menjadi macet karena volume mobil yang sangat tinggi.

Bagi pengemudi pemula, berkendara di jalan tol bagaikan ujian untuk naik kelas ke jenjang berikutnya. Pasalnya, berkendara di jalan tol dituntut untuk melaju lebih cepat ketimbang jalan biasa. Pastinya dibutuhkan konsentrasi penuh saat lewat jalan tol. Bila tidak, kejadian yang tidak diinginkan mengintai untuk terjadi, seperti kecelakaan. Oleh sebab itu, kami ingin sedikit berbagi tips untuk para pengemudi pemula saat berkendara yang aman di jalan tol. Yuk, simak sama-sama.

Pertahankan Kecepatan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, jalan tol menuntut pengemudi untuk melaju lebih cepat. Batas minimum berkendara di jalan tol adalah 60 km/jam dan batas maksimumnya adalah 100 km/jam. Berusahalah untuk melaju direntang kecepatan itu, agar tidak mengganggu pengemudi lain bila terlalu lambat dan tidak membahayakan bila melaju terlalu cepat.

Perhatikan Jalur Jalan Tol

Ketika lewat jalan tol, pengemudi harus memperhatikan jalur yang diambil. Jalur paling kiri atau jalur lambat adalah untuk kendaraan yang berjalan lebih lambat (masih dalam batas minimum). Saat ingin mendahului kendaraan lain, pindahlah ke jalur sebelah kanan. Beri isyarat (sign) ketika ingin berpindah jalur, agar kendaraan lain mengetahui tujuan Anda.

Penting untuk diperhatikan, jangan melaju di bahu jalan. Karena bahu jalan berfungsi untuk kendaraan berhenti ketika dalam keadaan darurat.

Jaga Jarak Aman

Selalu menjaga jarak dengan kendaraan di depan bisa menjadi kunci agar selalu aman berkendara di jalan tol. Jarak aman yang dimaksud adalah sekitar 10-20 meter dengan mobil lain. Tujuannya, ketika mobil di depan melakukan pengereman, Anda masih memiliki ruang untuk melakukan pengereman.

Selalu Menjaga Konsentrasi

Saat berkendara di jalan tol, pengemudi dituntut untuk selalu berkonsentrasi pada jalan. Dibandingan dengan jalan biasa, jalan tol memang lebih monoton karena tidak banyak tikungan yang membutuhkan manuver. Dampaknya, pengendara kerap didatangi rasa kantuk. Solusinya, manfaatkan rest area untuk beristirahat sejenak.

Baca Juga : Panduan Jarak Aman Mengemudi di Jalan

Perhatikan Rambu-rambu

Di jalan tol banyak terpampang rambu-rambu lalu lintas. Pahami dan patuhi rambu-rambu tersebut. Karena rambu-rambu itu dipasang untuk menjaga keselamatan para pengguna jalan. Selain itu, ada juga rambu penunjuk jalan yang dipasang untuk mengarahkan pengemudi sampai ke tujuan.

Selamat mencoba ya.

Berkendara Mobil yang Overload – Deltalube

Sudah bukan rahasia lagi, bila mobil yang sangat diminati di Indonesia salah satunya adalah jenis MPV (Multi Purpose Vehicle). Bukan tanpa alasan, kendaraan jenis ini bisa banyak mengakomodasi kebutuhan konsumen Indonesia, mulai dari penumpang maupun barang.

Tidak jarang mobil diisi penumpang dan barang sampai penuh sesak pada momen liburan atau hari raya. Bahkan sampai melampaui batas maksimal dari yang disarankan oleh pabrikan. Dalam kondisi seperti ini, ternyata ada bahaya yang mengintai. Berkaca dari beberapa peristiwa kecelakaan lalu lintas, beberapa diantaranya karena overload atau kelebihan muatan.

Yuk, kita bedah sama-sama bahaya dari berkendara dengan mobil overload.

Sejatinya, mobil mengandalkan suspensi dan ban sebagai tumpuannya. Ketika beban terlalu berat, kemampuan ban dan suspensi jadi tidak optimal. Selain itu, akibat kemempuan suspensi yang berkurang, mobil jadi tidak bisa bermanuver dengan baik atau melaju dengan stabil. Mobil menjadi tidak cekatan saat dibutuhkan, misalnya menghindari sesuatu yang menghadang di depan.

Tidak berhenti di situ, berkendaran mobil overload juga dapat mempengaruhi usia pakai komponen kaki-kaki. Bukan tanpa alasan, semua komponen kaki-kaki berkerja keras menopang bobot mobil yang berlebihan. Lebih parah lagi, sampai mengalami patah pada bagian kaki-kaki yang bisa mengakibatkan kecelakaan.

Saat mobil diisi dengan muatan atau penumpang yang berlebihan, tenaga mesin secara otomatis berkurang. Ketika berkendara di daerah pegunungan yang syarat dengan tanjakan, mobil tidak mampu melewatinya. Bila mobil sampai mundur akibat tak kuat menanjak, keselamatan penumpang jadi terancam.

Dari sisi ekonomi, mobil yang overload haus akan bahan bakar. Mobil dipaksa bekerja keras untuk melaju dengan beban yang sangat berat. Alhasil, mesin membutuhkan asupan bahan bakar yang cukup banyak. Mobil jadi lebih boros, berujung pada pengeluaran jadi membengkak.

Dari sisi penumpang pun tentu tidak nyaman berada dalam mobil yang penuh sesak. Karena tidak dapat duduk dengan baik. Badan menjadi cepat lelah dan tak jarang sampai pegal dan keram pada anggota tubuh.

Baca Juga : Tips Menyetir Mobil Jarak Jauh yang Aman dan Nyaman

Ketika hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kecelakaan, pihak asuransi tidak akan meng-cover kejadian ini karena mobil kelebihan muatan. Hal ini memang tertuang pada Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor. Jadi, lebih baik dihindari untuk berkendara overload. Hal ini penting demi keamanan dan kenyamanan penumpang.

Berkendara Bersama Buah Hati, Pakai Alat Ini Biar Aman

Dalam hal berkendara khususnya mobil, faktor keselamatan adalah yang paling utama. Terlebih, saat perjalanan kita membawa sang buah hati di dalamnya, tentu kita tidak ingin sesuatu terjadi padanya. Bahkan sebisa mungkin kita harus membuatnya merasa aman dan nyaman. Tidak sedikit orang tua yang membiarkan buah hatinya berkeliaran tanpa terlindungi di dalam mobil. Tanpa disadari bahaya bisa saja mengintai si buah hati. Lantas apa yang harus dilakukan ketika berkendara dengan membawa bayi atau anak di mobil?

Tidak bisa dipungkiri bahwa child seat sangat penting ketika berkendara bersama buah hati. Bangku mobil memang tidak didesain untuk anak kecil, child seat dirasa dapat mengakomodir tubuh mungil sang buah hati agar dapat terlindungi dengan maksimal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko cedera ketika terjadi kecelakaan. Buah hati Anda berada di tempat duduk yang ideal, tidak mudah terpental saat ada guncangan dari kendaraan.

Perilaku buah hati di mobil memang berbeda-beda. Ada yang sangat aktif ketika perjalanan, ada juga yang nyaman berada di pangkuan orang tuanya. Ketika dalam situasi mobil harus berhenti mendadak, saat itulah bahaya mengintai sang buah hati. Bukan tidak mungkin anak Anda terjatuh bahkan terpental. Dengan menggunakan child seat, risiko ini dapat diminimalisir karena child seat memang didesain tetap kokoh dan juga dilengkapi dengan pengaman khusus anak-anak.

Sering kali buah hati kita tidak merasa betah untuk terus duduk di child seat.

Sedikit tips, posisikan buah hati kita senyaman mungkin baik saat sedang melihat pemandangan atau tertidur. Penuhi semua kebutuhannya, dengan cara membawa semua keperluan untuk si buah hati. Biasanya anak kecil menjadi rewel karena lapar, haus atau bosan. Bawalah makanan dan minuman secukupnya untuk sang buah hati, agar saat lapar atau haus datang bisa segera teratasi. Tidak lupa membawa mainan kesayangan si buah hati, jadi rasa bosan bisa teralihkan dengan bermain.

Baca Juga : Kenalan Dengan Jenis-jenis Sabuk Pengaman Mobil

Buah hati kita harus dibiasakan sejak dini (masih bayi) untuk duduk di child seat ketika dalam perjalanan. Bisa saja rasa tidak nyaman duduk di child seat karena memang tidak terbiasa. Saat buah hati kita dapat merasa nyaman duduk di child seat, orang tua akan merasa lebih aman dan tidak perlu repot lagi menggendong sang anak. Semua penumpang dapat menikmati perjalanan sampai tujuan.

Kondisi Berkendara yang Bisa Memperpendek Umur Oli Mobil

Setiap produsen, memberikan interval penggantian oli mesin yang berbeda beda. Umumnya bervariasi dari 5.000 – 10.000 km. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat membuat penggantian oli jadi lebih cepat. Jadi, patokan rekomendasi dari pabrikan juga bisa berbeda-beda tergantung kebiasaan dan medan yang kita hadapi. Nah, berikut di bawah ini adalah kondisi berkendara yang bisa memperpendek umur oli mesin mobil kita. Jika kita sering berada pada kondisi tersebut, sebaiknya penggantian oli jadi harus lebih sering. Yuk simak, apa saja faktornya.

Macet

Kondisi berkendara stop and go yang berulang dan berkepanjangan, seperti di kemacetan adalah faktor yang pertama. Kondisi berkendara seperti itu, menciptakan kondisi mesin dalam beban tinggi (high load). Riset juga menunjukan bahwa berkendara pada kemacetan, bisa meningkatkan total acid number (TAN) hingga 1.41 mgKOH/g, dan menurunkan total base number (TBN) kurang dari 44.6%. Hasil tersebut membuktikan bahwa kualitas oli yang jadi menurun akibat kondisi kemacetan.

Berkendara jarak pendek yang berulang

Jika kita sering berkendara pendek secara berulang, ternyata bisa mempersingkat umur oli lho. Berkendara singkat disini, adalah di bawah 8 km. Kondisi itu bisa membuat kondisi mesin sulit mencapai temperatur kerja ideal, yang berujung pada tingginya potensi endapan air dan bahan bakar di area crankcase. Air dan bahan bakar adalah zat kontaminan yang akan menurunkan kualitas oli.

Berkendara pada area berdebu

Area dengan debu yang tinggi, dapat menurunkan kualitas oli. Sama seperti air dan bahan bakar, debu juga merupakan kontaminan yang dapat merusak kualitas oli. Oli yang kotor, meningkatkan gesekan antar metal, yang berpotensi meningkatkan timbulnya sludge (lumpur) pada oli dan juga korosi akibat asam.

Suhu tinggi

Berkendara pada suhu tinggi seperti di dataran rendah, bisa menurunkan kualitas oli. Suhu tinggi akan meningkatkan kadar oksidasi oli mesin, yang berujung pada hilangnya kandungan aditif pada oli mesin.

Baca Juga : Perlukah Ganti Oli Mesin Jika Mobil Jarang Digunakan?

Beban berat

Berkendara dengan beban muatan berat, erat kaitannya dengan berkendara di suhu tinggi. Kondisi ini berpotensi meningkatkan tingkat oksidasi, menimbulkan sludge (lumpur) di oli mesin, asam, dan deposit yang akan menurunkan kualitas oli.

Mengatasi Blind Spot Berkendara – Deltalube

Blind spot merupakan masalah serius yang sering terjadi saat kita sedang berkendara. Kehadirannya dapat membahayakan pengemudi dan penumpang kendaraan, terutama ketika berada di jalan dengan beberapa jalur. Blind spot adalah area di mana pandangan pengemudi terbatas, baik dari mata maupun kaca spion, sehingga kendaraan di dalam blind spot sulit terdeteksi. Namun, jangan khawatir! Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini dan menjaga keselamatan saat berada di jalan.

1. Memasang dan Memposisikan Kaca Spion dengan Tepat

Pertama-tama, pastikan kaca spion pada kendaraan Anda terpasang dengan benar dan diposisikan dengan tepat. Posisi yang tepat akan membantu mengurangi blind spot. Sebaiknya, periksa dan atur posisi kaca spion sebelum Anda memulai perjalanan agar lebih aman. Dengan kaca spion yang terpasang dengan baik, Anda akan memiliki pandangan yang lebih luas dan dapat menghindari potensi bahaya.

2. Lakukan Shoulder Check Sebelum Bermanuver

Selain mengandalkan kaca spion, lakukanlah shoulder check sebelum melakukan manuver seperti pergantian lajur atau belok. Biasakan menoleh ke kiri dan kanan secara singkat sebelum melakukan manuver. Hal ini penting karena kaca spion tidak dapat mencakup semua area kendaraan. Dengan melakukannya, Anda dapat memastikan tidak ada kendaraan di blind spot sebelum melakukan pergerakan.

3. Pasang Kaca Spion Anti Blind Spot

Salah satu solusi efektif untuk mengatasi blind spot adalah dengan memasang kaca spion anti blind spot. Jenis kaca spion ini sudah banyak tersedia di toko-toko aksesoris mobil. Anda dapat memilih model yang sesuai dengan preferensi Anda agar lebih nyaman saat berkendara. Kaca spion anti blind spot dirancang khusus untuk memberikan pandangan yang lebih luas dan meminimalisir blind spot. Dengan menggunakan kaca spion ini, Anda dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko kecelakaan.

4. Tingkatkan Kesadaran dan Keberhatian Selama Berkendara

Selain mengikuti langkah-langkah di atas, kesadaran dan keberhatian pengemudi juga sangat penting dalam mengatasi masalah blind spot. Selalu perhatikan lingkungan sekitar saat berkendara, terutama saat melakukan pergerakan atau perubahan lajur. Jaga jarak dengan kendaraan di sekitar Anda, dan berikan tanda saat ingin bermanuver agar pengemudi lain dapat memperhatikan Anda.

Baca Juga : Fitur Sederhana Namun Penting yang Ada di Mobil

Dalam kesimpulan, blind spot adalah masalah yang sering terjadi saat berkendara dan dapat membahayakan keselamatan. Namun, dengan mengikuti tips dan solusi yang telah disebutkan di atas, Anda dapat mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan diri dan penumpang. Tetap waspada, patuhi aturan lalu lintas, dan selalu perhatikan blind spot saat berkendara. Keselamatan adalah yang terpenting, jadi jangan mengabaikan tindakan pencegahan ini. Selamat berkendara dengan aman dan nyaman!

Kembali ke atas