Klakson adalah piranti wajib pada kendaraan bermotor. Fungsinya vital sebagai isyarat tanda bunyi kendaraan. Jika diperhatikan, bunyi klakson antar satu mobil dan lainnya bisa berbeda. Hal itu utamanya disebabkan oleh model klakson yang berbeda. Secara umum, ada dua jenis klakson mobil yang sering dipakai. Mau tahu apa saja, berserta kelebihan dan kekurangannya? Yuk simak artikel ini selengkapnya bro Deltalube.
Klakson Disc
Seperti namanya, klakson disc berbentuk piringan pipih. Klakson model ini adalah yang paling banyak dipakai pada mobil. Hal itu karena klakson disc yang berdimensi kecil, sehingga lebih fleksibel dalam penempatannya di ruang mesin mobil. Selain kecil, harga klakson disc juga relatif lebih murah sehingga banyak dipakai sebagai klakson standar mobil.
Klakson model disc juga umumnya memiliki konsumsi daya yang lebih hemat. Bunyi suara klakson model disc umumnya berkarakter punya nada tinggi yang dominan. Sehingga punya suara yang lebih melengking dan nyaring ketika didengar.
Baca juga : Tips Memilih Klakson Mobil Aftermarket
Klakson Snail/Fanfare
Model kedua yang umum dipakai adalah klakson model snail atau bernama lain fanfare. Seperti namanya snail yang berarti siput, klakson ini berbentuk seperti cangkang siput yang melingkar. Fungsi corong tambahan seperti rumah siput, bertujuan untuk meningkatkan amplitudo suara. Sehingga jika didengar, klakson model snail cenderung bersuara lebih lantang.
Karakter suara klakson snail umumnya merata, antara suara nada tinggi dan rendah. Bahkan boleh dibilang, karakter suaranya lebih rendah atau terdengar lebih “nge-bass” dibanding klakson model disc. Namun kekurangannya, klakson snail berdimensi lebih besar sehingga lebih sulit penempatannya. Kemudian klakson snail juga harganya lebih mahal. Klakson tipe ini juga umumnya punya konsumsi daya yang lebih besar. Mobil yang aslinya pakai tipe disc, biasanya butuh relay tambahan ketika hendak ganti ke klakson snail, agar klakson bersuara kencang dan aki tidak mudah drop. Kalau kalian suka yang mana?
